Konten ini diproduksi oleh kumparan
 
Pihak Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad) angkat bicara terkait muncul isu penghilangan sejumlah patung tokoh negara yang dipajang di Museum Darma Bhakti Kostrad. Dari patung yang dihilangkan di antaranya terdapat patung mantan Presiden Kedua RI Soeharto, patung Letnan Jenderal TNI Sarwo Edhie Wibowo, dan Jenderal AH Nasution.
 
Kepala Penerangan Kostrad Kolonel Inf Haryantana memastikan tidak ada upaya penyingkiran terhadap patung-patung tersebut. Ia menyebut ada permintaan sebelumnya dari Letnan Jenderal TNI Azmyn Yusri Nasution selaku pembuat patung-patung itu. Azmyn, menurut Haryantana, meminta langsung kepada Pangkostrad Letjen Dudung untuk dapat menyerahkan patung-patung tersebut kepadanya.
 
"Patung itu yang membuat Letjen Purn AY (Azmyn Yusri) Nasution saat beliau menjabat Pangkostrad, kemudian pada tanggal 30 agustus 2021 Pak AY (Azmyn Yusri) Nasution meminta kepada Pangkostrad Letjen Dudung untuk diserahkan kembali pada Letjen Purn AY (Azmyn Yusri) Nasution," ujar Haryantana saat dihubungi, Senin (27/9).
 
Kostrad Jawab Gatot Nurmantyo soal Raibnya Patung Soeharto-AH Nasution (1)
Pangkostrad Letjen AY Nasution menjabat pada 2011-2012. Foto: Facebook/ay.nasution.1
 
Namun, Haryantana tidak menjelaskan, kapan patung itu dibuat, dengan biaya AY Nasution atau dengan biaya negara, dan atas alasan apa AY Nasution meminta kembali patung yang dibuatnya. Haryantana juga tak menjelaskan apakah Kostrad akan membuat patung baru untuk mengganti patung ketiga tokoh itu yang telah diminta kembali oleh AY Nasution.
 
 
Kostrad Jawab Gatot Nurmantyo soal Raibnya Patung Soeharto-AH Nasution (2)
Gatot Nurmantyo berbicara di Dialog Nasional Reuni 212, Rabu (12/2). Foto: Dok. Youtube Front TV
 
Isu soal penghilangan patung itu pertama diembuskan oleh mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo. Gatot mengungkapkan adanya indikasi upaya untuk menghilangkan sejarah terkait peristiwa G30S/PKI. Untuk menghilangkan memori soal sejarah tersebut, patung ketiga sosok itu diketahui kini tidak ada lagi di dalam museum Kostrad. Saat ini hanya tersisa kursi-kursi kosong tempat para patung ketiga tokoh itu diletakkan.
 
"Ini menunjukkan, mau tidak mau, kita harus mengakui dalam menghadapi pemberontakan G30S/PKI, peran Kostrad, peran sosok Soeharto, peran Kopassus, dan Sarwo Edhi dan peran Jenderal Nasution dan peran KKO jelas akan dihapuskan dan patung itu tidak ada bersih," kata Gatot dalam sebuah diskusi dengan KAHMI dikutip dari akun Youtube Kang Jana Tea, Senin (27/9).
 
Kostrad Jawab Gatot Nurmantyo soal Raibnya Patung Soeharto-AH Nasution (3)
Sejumlah orang mengunjungi ruangan yang terdapat tiga patung yang menggambarkan Soeharto, Sarwo Edhi Wibowo, dan AH Nasution di Museum Darma Bhakti Kostrad. Foto: kostrad.mil.id
 
Museum Darma Bhakti Kostrad merupakan museum khusus yang gedungnya didirikan pada tahun 1870 dan digunakan sebagai Kantor Komisaris Belanda. Setelah lahirnya Kostrad yang merupakan cikal bakal dari Korra-1/Caduad pada 6 Maret 1961, bangunan ini lalu digunakan menjadi Kantor Mayor Jenderal (Mayjen) Soeharto yang ketika itu menjabat sebagai Panglima Komando Strategis Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (Pangkostrad) I.
 
Kostrad Jawab Gatot Nurmantyo soal Raibnya Patung Soeharto-AH Nasution (4)
Anggota Pramuka mengunjungi Museum Darma Bhakti Kostrad dalam rangka studi sejarah Pahlawan Revolusi pada 4 Juli 2020. Foto: kostrad.mil.id
 
Hingga Pangkostrad XII, bangunan itu tetap berfungsi sebagai kantor. Namun, setelah itu dialihfungsikan sebagai museum. Gedung dan bangunan ini merupakan saksi bisu kekejaman Partai Komunis Indonesia (PKI) pada 1965.
Mayjen Soeharto merancang pengamanan Presiden RepubIik Indonesia I, menyusun rencana pencarian korban G30S/PKI dan pengembangan taktik serta teknik penumpasan PKI dari bumi Pertiwi.
 
Pemrakarsa museum adalah Mayjen TNI Wiyogo Atmodarminto (Pangkostrad X), karena ingin melestarikan bangunan bersejarah pada tahun 1980.
 
Diterbitkan di Berita

Warga Amerika akan merayakan Hari Kemerdekaan 4 Juli dengan Patung Liberty yang baru. Patung itu sekali lagi dikirim oleh Perancis untuk merayakan kemerdekaan dan nilai-nilai demokrasi bersama, pada saat hubungan transatlantik kedua negara itu menghangat.

Tinggi patung itu tak sampai tiga meter dengan berat hampir 425 kg. Patung Liberty yang baru itu disebut "adik perempuan" dari patung sebelumnya yang jauh lebih besar, yang dikirim dari Perancis ke New York pada tahun 1885.

Patung itu akan ditempatkan di Pelabuhan New York pada tanggal 4 Juli, tepat di seberang patung yang asli di Pulau Liberty. Kemudian patung dibawa ke Kedutaan Besar Perancis di Washington, untuk memperingati Hari Bastille Perancis pada 14 Juli danditempatkan di sana selama 10 tahun berikutnya.

Sejarawan Olivier Faron adalah pengurus umum Museum Nasional Seni dan Kerajinan di Paris, tempat reproduksi patung perunggu itu disimpan sebelum berlayar ke AS.

“Itu adalah patung ikonik yang jelas dapat mewakili kebebasan, tetapi juga merupakan hal yang sangat penting bagi hubungan antara Perancis dan Amerika sejak akhir abad ke-19, ketika patung itu dikirim ke Amerika.”

Patung itu karya pemahat Perancis, Frédéric-Auguste Bartholdi abad ke-19. Patung Liberty asli didanai oleh Perancis. Warga Amerika membayar alas tumpuannya.

Ini mencerminkan salah satu aliansi terlama dengan Amerika, yang diperkuat dengan dukungan Perancis atas Revolusi Amerika melawan Inggris tahun 1778. [ps/ft]

Diterbitkan di Berita