BETANEWS.ID, KUDUS – Seorang pria terlihat sedang membelah bambu di depan rumah yang berada di di Desa Japan RT 4 RW 3, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus.

Setelah semua bambu dipotong, ia pun melanjutkan dengan menjemur bambu tersebut di bawah terik matahari. Ia adalah Ngatmin (44), pembuat biola bambu.Setelah itu, ia tampak masuk ke dalam rumah meneruskan pembuatan biola yang masuk dalam tahap akhir. 

Di bagian neck (kepala biola) biola itu, terlihat ukiran wayang yang menjadinya sangat berbeda dengan biola kebanyakan. Menurutnya, inovasi ukiran wayang itu merupakan upayanya menarik minat pembeli di masa pandemi.

 

Biola bambu dengan kepala ukiran wayang buatan Mbah Min. Foto: Kartika Wulandari.

 

“Ini merupakan inovasi terbaru. Selama ini saya hanya membuat biola dari bambu, sehingga sekarang saya mencoba modifikasi baru yaitu menambahkan ukiran pada bagian neck dengan tokoh wayang dan burung garuda. Saya juga ada modifikasi biola dengan memadukan sentuhan kayu sonokeling,” jelas Mbah Min, Jumat (12/11/21).

Tak hanya itu, ia juga bisa melayani pesanan ukiran di bagian kepala sesuai dengan keinginan pembeli. Tentu saja, harganya akan berbeda dengan yang sudah disediakannya. 

“Konsumen bisa pesan sesuai keinginan mereka, mungkin tokoh wayang Arjuna, Gatotkaca atau apa saja pokoknya bias. Tidak hanya motif wayang melainkan juga motif burung garuda biola juga bisa,” jelas Mbah Min . 

Tak hanya ada ukiran, kata dia, bahan baku yang dibuat pun berbeda. Yakni perpaduan bambu petung dan kayu sonokeling. Dua bahan baku tersebut dapat menghasilkan suara yang nyaring dan lebih elegan. 

“Perpaduan bambu dan kayu sonokeling. Nanti menghasilkan suara yang lebih elegan,” ungkap dia. Lalu, untuk harga yang di tawarkan, satu biola buatannya dipatok harga beragam antara Rp 1,4 juta hingga Rp 4 juta. 

Mbah min juga mengatakan, untuk penjualan selama pandemi ini mengalami penurunan. Bahkan hanya laku satu sampai dua biola dalam sebulan. Mbah Min mengaku adanya pembatasan kegiatan masyarakat berdampak pada kegiatan seni.

“Memang saya akui selama pandemi ini sangat berkurang. Karena maklum boleh dibilang ini bukan kebutuhan pokok. Ini kebutuhan seni dan orang dilarang masih berkumpul-kumpul. Lha makanya saya mencoba bertahan dengan keadaan seperti ini,” tandasnya.

Editor: Ahmad Muhlisin 

 

Sumber: https://betanews.id/2021/11/ukiran-wayang-di-biola-bambu-karya-mbah-min-yang-keren-dan-banyak-disukai-pelanggan.html

 

Diterbitkan di Berita

MURIANEWS, Kudus- Mengunjungi Kudus tak lengkap jika tidak mengicipi kuliner khas dari Kota Kretek ini. Salah satu kuliner khas dari Kudus adalah soto kerbau yang kental akan nilai sejarah dan akulturasi budaya.

Kuliner khas Kudus ini biasa disajikan dalam semangkuk nasi soto pada umumnya. Sesuai namanya, soto kerbau berisi irisan daging kerbau, mi putih, tauge, butiran kacang kedelai, kol, taburan daun seledri dan bawang goreng serta disiram kuah kaldu kerbau yang hangat.

Kuah kaldu kerbau ini berisi aneka bumbu dan rempah khas yang dijamin menggoyang lidah para penikmatnya. Soto kerbau akan lebih nikmat saat dipadukan dengan kecap, jeruk limau dan sambal.

Dilansir dari Wikipedia, kuliner ini menjadi gambaran akulturasi budaya yang ada di Kudus. Perpaduan budaya antara Hindu, Jawa dan Tionghoa yang bercampur dalam semangkuk soto memberikan perpaduan rasa yang unik.

Perpaduan ini dimulai saat Sunan Kudus yang menyebarkan agama Islam di Kudus, meminta pengikutnya untuk tetap menghormati pemeluk agama Hindu. Dengan demikian sapi yang dianggap suci oleh penganut agama Hindu dilarang disembelih oleh Sunan Kudus, dan menggantinya dengan kerbau.

Kendati pengaruh Hindu telah memudar, tradisi menghormati agama Hindu dengan tidak menyembelih sapi masih terjaga hingga saat ini. Alasan ini yang menjadikan soto Kudus menggunakan daging kerbau menggantikan daging sapi.

Sementara kuah merepresentasikan budaya Jawa dalam semangkuk soto kerbau. Kuahnya yang bening dengan sedikit minyak dan rasa asam Jawa dengan penggunaan kemiri dan jeruk limau menambah cita rasa yang khas.

Cara penyajian soto kerbau pun dapat dipilih. Nasi langsung dicampur dengan kuahnya atau terpisah sesuai selera masing-masing. Sementara unsur Tionghoa terlihat pada serbuk koya dan bawang putih goreng yang dijadikan toping.

Serbuk koya sendiri merupakan warisan budaya kuliner Tionghoa yang terbuat dari santan kelapa yang dikeringkan untuk menambah rasa dan tekstur. Perpaduan budaya ini yang mendasari lahirnya soto kerbau yang terkenal kenikmatannya.

Hal itu membuktikan bahwa saling menghargai dan hidup selaras meski berbeda latar belakang budaya dapat menghasilkan sesuatu yang indah.  

Penulis: Loeby Galih Witantra Editor: Ali Muntoha

 

Sumber : https://www.murianews.com/2021/11/13/252609/soto-kerbau-kudus-kuliner-sarat-akulturasi-budaya

Diterbitkan di Berita

Kudus Bentuk Satgas Covid-19 Khusus Pantau PTM

Selasa, 28 September 2021 13:22

medcom.id Kudus: Pemerintah Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, membentuk Satgas Covid-19 yang khusus memantau pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah. Pembentukan Satgas juga untuk mempertahankan status level 2 PPKM.

"Pembentukan Satgas difokuskan pantau sekolah tatap muka akan dibuatkan SK dan SOP sebagai payung hukumnya," kata Asisten I Bidang Pemerintah dan Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Sekda Kudus Agus Budi Satrio, Selasa, 28 September 2021.

Pemkab menyebut langkah tersebut guna mengantisipasi klaster covid-19 di lingkungan pendidikan. Terlebih sudah banyak kasus penularan covid-19 di daerah lain yang saat ini menerapkan PTM.

"Jadi skemanya supaya pengawasan lebih efektif. Guna membendung kemungkinan terjadinya gelombang tiga penyebaran Covid-19 di Kudus," jelas dia. Lebih lanjut, Satgas pantau PTM difokuskan terlebih dahulu agar kegiatan tatap muka di sekolah berjalan lancar.

Selanjutnya pengawasan akan melebar ke aspek lain seperti pengawasan pariwisata. Menurut Agus, Satgas yang dibentuk akan diisi oleh sejumlah perwakilan organisasi perangkat daerah (OPD).

Satgas ditugaskan berkordinasi dengan satgas-satgas di desa/kelurahan yang telah terbentuk sebelumnya. "Satgas khusus tentunya juga akan memberikan sanksi tegas sesuai dengan aturan jika ditemukan pelanggaran," terangnya.

Terpisah, Kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga Kudus Harjuna Widada menyambut baik rencana pembentuk Satgas khusus PTM di Kudus.

Ia memastikan hingga kini pelaksanaan PTM di Kudus berjalan baik dari tingkat TK, SD, hingga SMP. Sebagai antisipasi, pihaknya bekerja sama dengan Dinas Kesehatan menyediakan rapid tes antigen bagi pelajar guru maupun yang terlibat di lingkungan sekolah di Kabupaten Kudus.

"Kami mendukung, karena itu sangat bagus. Meski sekolah di bawah Disdikpora itu protokol kesehatannya juga sudah berjalan maksimal," jelasnya. (Jamaah)

Diterbitkan di Berita

MURIANEWS, Kudus – Puluhan orang dari beragam usia dan latar belakang berbondong-bondong untuk menghapus tatonya di basecamp Avoka Desa Mejobo RT 4 RW 1, Kecamatan Mejobo, Kudus Sabtu (25/9/2021).

Langkah ini disebut bagian dari hijrah untuk menjadi pribadi yang agamis. Di tempat ini mereka yang ingin berhijrah dengan menghapus tato tak dipatok tarif. Mereka bebas memberi berapapun sebagai infak seikhlasnya.

Program tersebut merupakan kerja sama dari komunitas pecinta alam Avoka Kudus, Baitulmall Hidayatullah (BMH), dan tim penghapus tato dari santri Pondok Pesantren Annajach, Magelang.

Purwanto (42) salah seorang peserta mengaku, telah mempunyai beberapa tato di tubunya semenjak 20 tahun silam. Ia meyebut delapan gambar tato yang kini sudah ada di tubuhnya itu dulunya hanya untuk bergaya.

Penghapusan tato ini merupakan inisiatifnya sendiri, lantaran ingin berhijrah dan memperbaiki diri agar semakin baik. “Sebenarnya sudah lama ingin hapus tato, karena biaya penghapusan tato lewat laser itu mahal bisa sampai Rp 5-10 juta akhirnya saya urungkan.

Dan lebih baik uang itu untuk biaya keluarga saja,” kata warga Kecamatan Bae itu.

 

Proses penghapusan tato di basecamp Avoka Desa Mejobo, Kecamatan Mejobo Kudus (MURIANEWS/Yuda Auliya Rahman)

Namun karena saat ini ada program penghapusan tato yang tak mematok tarif, ia pun berinisiatif untuk ikut.

Sementara Ketua Panitia Program Hapus Tato Moh Khoirunnafi’ menjelaskan, program tersebut dicanangkan memang untuk membantu masyarakat yang ingin menghapus tatonya tanpa dibebani biaya.

Pihaknya ingin mendukung masyarakat yang ingin berhijrah. “Kami gelar hari ini dalam rangka ulang tahun Avoka ke-31. Ada sekitar 50-an peserta yang ikut menghapus tato,” ucapnya.

Santri Ahmad Jumanun, perwakilan tim Ponpes Annajah menjelaskan, metode penghapusan tato tersebut menggunakan bahan kimia racikan dari santri.

Sebelum diolesi obat racikan penghilang tato, bagian tato yang akan dihilangkan dipola menggunakan isolasi hitam. Kemudian, obat racikan dioleskan di dalam pola tato tersebut dan diulang dua hingga tiga kali, tergantung lokasi tato di bagian tubuh mana.

“Bagian lengan ke atas diolesi dua kali, dan bagian lengan ke bawah diolesi tiga kali dengan selang waktu lima menit. Setelah didiamkan dan kemudian dibasuh,” ujarnya. Setelah tato terhapus nantinya akan meninggalkan bekas seperti bekas luka.

Hanya saja, bekas tersebut bisa hilang sesuai berjalannya waktu. “Bekas bisa cepat hilang jika diberi salep penghilang bekas luka, tapi kami tidak sarankan itu. Kami hanya beri obat antibiotik dan paracetamol setelah penghapusan tato,” pungkasnya.    

Reporter: Yuda Auliya Rahman Editor: Ali Muntoha


Diterbitkan di Berita

Dian Utoro Aji detikTravel Kudus - Bupati Kudus meminta wisatawan di Kudus harus sudah divaksin dengan menunjukkan aplikasi PeduliLindungi. Wisatawan yang belum boleh divaksin tak boleh masuk.

"Harus (sudah divaksin), kalau tidak, tidak boleh masuk (ke tempat wisata). Hari ini kita koordinasi (terbentuk satgas independen untuk mengawasi protokol kesehatan), Minggu depan harus sudah terbentuk dan baru kelapangan," kata Bupati Kudus HM Hartopo saat ditanya soal wisata pemberlakukan aplikasi PeduliLindungi kepada wartawan ditemui di Pendapa Kabupaten Kudus, Jumat (24/9/2021).

Hartopo mengatakan akan membentuk satgas yang akan mengawasi protokol kesehatan di objek wisata. Mereka ada 10 orang yang bertugas keliling ke semua wisata.

"Saya akan bentuk tim independen untuk pembinaan satgas yang ada di sektor-sektor kegiatan wisata. Jadi 10 orang menjadi kelompok dua orang di sektor-sektor tempat kegiatan masyarakat. Di sana nanti akan dibina harus tegas, yang penting satgasnya (di masing-masing wisata)" ungkap Hartopo.

Menurutnya, satgas tersebut akan berkeliling mengawasi protokol kesehatan di sejumlah wisata dan pusat keramaian. Apabila melanggar protokol kesehatan maka akan langsung ditutup.

Bupati Kudus meminta kepada wisatawan yang datang harus sudah divaksin dengan menunjukan aplikasi PeduliLindungi. Wisatawan yang belum boleh divaksin belum boleh masuk.

Bupati Kudus, HM Hartopo Foto: (Dian Utoro Aji/detikcom)

 

"Maka saya sendiri punya SK untuk tim independen untuk memantau keberadaan kegiatan yang ada di masyarakat dan pembinaan satgas kegiatan wisata di masyarakat. Sehingga nanti punya kewenangan untuk menghentikan kegiatan itu nanti ketika nanti tidak punya satgas dan melanggar prokes," ungkap Hartopo.

Dia menuturkan, penyebaran kasus Corona atau COVID-19 di Kabupaten Kudus sudah mulai turun. Disebutkan ada sekitar 114 dari 132 desa kelurahan yang dinyatakan zona hijau atau bebas dari Corona.

"Ya, ada (sudah ratusan desa zona hijau), tapi seperti mobilitas menjadi indikator, termasuk target vaksinasi salah satunya. Karena kita sendiri mempunyai target adalah herd immunity itu harus di atas 90 persen. Kita targetnya tahun ini agar bisa mencapai paling tidak 50 persen," terangnya.

"Tapi mengingat droping vaksin terutama anak-anak usia 12 tahun ke bawah ini yang kita belum ada. Maka kita prioritaskan untuk yang lansia ini untuk kita vaksinasi. Kita macam mobilitasi lansia usia rentan ini agar segera tervaksin semua," sambung dia.

Hartopo menjelaskan, capaian vaksinasi baru 36 persen dosis pertama dan 24 persen dosis kedua. Disebutkan, keseluruhan 600 jiwa di Kudus yang ditargetkan harus sudah tervaksin Corona.

"Ini baru 36 persen untuk dosis satu, untuk dosis dua baru 24 persen dari 600 jiwa yang ada di Kudus," terang Hartopo.

(elk/elk)

Diterbitkan di Berita
Kudus (Kemenag) --- Penguatan moderasi beragama terus dilakukan oleh seluruh lini Kementerian Agama. Salah satunya dilakukan Tim Kuliah Kerja Nyata Institut Agama Islam Negeri Kudus di Desa Dersalam (Tim KKN-IK Dersalam) yang menciptakan permainan edukasi "Ular Tangga Moderasi Beragama". 

Permainan ular tangga berukuran 3m x 3m ini untuk pertama kalinya dimainkan di SDN 4 dan SDN 5, Desa Dersalam, Kecamatan Bae, Kudus, pada Jumat, 17 September 2021.

Anggota KKN-IK Dersalam, Maurin Pratiwi mengatakan, permainan ini bertujuan untuk mengenalkan moderasi beragama pada anak sejak dini.  "Materi moderasi beragama yang umumnya berat dikemas menjadi permainan menarik," ungkap Maurin. 

 

 

Maurin menjelaskan, permainan ini, menyasar siswa kelas 4 hingga 6 sekolah dasar dan madrasah Ibtidaiyah. Ia menambahkan, pembelajaran pada tahap kelas atas SD berkisar pada pengenalan agama resmi di Indonesia dan toleransi. 

Melalui ular tangga raksasa, siswa kelas 4 hingga kelas 6 diajak mengenal arti penting saling menghargai dan menghormati antar agama. 

"Jadi kalau kita di kelas 4, 5, 6 SD mengajarkan tentang agama di Indonesia sama sikap kita kepada teman atau orang yang berbeda agama," ujar mahasiswi jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) mengungkapkan. 

Sementara anggota KKN-IK lainnya, Melina menjelaskan  bahwa pendidikan moderasi beragama pada anak bertujuan untuk memupuk pendidikan karakter toleransi dan kerukunan.

"Selain itu, kita juga mengajarkan nasionalisme melalui Pancasila dan semboyan bangsa Indonesia," ujar Melina, Mahasiswa KKN-IK. 

 

 

Dalam permainan, siswa dibagi menjadi 4 kelompok yang masing-masing beranggotakan 4-5 anak. Kemudian siswa bermain layaknya permainan ular tangga pada umumnya. 

"Yang membedakannya dengan permainan lain adalah ukuran permainan sangat luas sehingga anak bisa menjadi 'bidak' sendiri. Selain itu ada kotak berisi pertanyaan seputar moderasi beragama dan toleransi yang harus dijawab siswa," jelas Melina. 

Dari uji coba yang dilakukan, bermain "Ular Tangga Moderasi Beragama" memberikan kesan positif bagi siswa sekolah dasar. Salah satunya diungkapkan Vella, salah seorang siswa yang memainkan permainan tersebut. 

Bagi Vella, ini pengalaman pertama kali bermain ular tangga raksasa. "Seru bisa injak ular tangganya. Tadi juga dikasih pertanyaan soal semboyan Indonesia senang banget," ujar Vella. 

Dosen Pembimbing Lapangan KKN IK Dersalam Rofiq Addiansyah, mengaku salut atas kreatifitas mahasiswanya, "Saya sangat mendukung kegiatan ini. Materinya sangat bermanfaat dan mudah diterima," ujarnya (Tim KKN IK Dersalam)

Diterbitkan di Berita

BETANEWS.ID, KUDUS – Kabar baik datang dari RSUD dr Loekmono Hadi Kudus. Sudah tiga hari ini rumah sakit milik Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kudus itu tak merawat pasien Covid-19. Meski begitu, bangsal dan satu ruang (ICU) untuk pasien Covid-19 masih disiapkan.

Direktur RSUD Kudus Abdul Aziz Achyar mengatakan, penyiapan bangsal dan ICU itu untuk jaga-jaga jika ada peningkatan kasus lagi. Mengingat, pemerintah belum mengatakan pandemi sudah selesai.

“Kami masih menyisakan bangsal covid dengan 24 tempat tidur dan ruang ICU Covid-19. Semoga menjadi pertanda baik agar pandemi bisa segera berakhir,” katanya, Sabtu (18/9/2021). 

Menurutnya, pencapaian nihil kasus Covid-19 itu merupakan hasil kerja sama semua pihak. Sejak kasus mulai naik di minggu ketiga Mei 2021, pihak rumah sakit sadar bahwa tanpa kerja sama semua pihak, penurunan kasus ini tidak akan terjadi dengan cepat.

 

 

“Dengan tenaga yang terbatas, kami mengadakan team work leveling (TWL). Semua potensi di rumah sakit kita libatkan, termasuk dokter di luar KSM (kelompok staf medis) ke dalam di luar dokter paru, jantung, dan penyakit dalam sendiri. Dokter yang lain kita libatkan dalam sistem TWL,” terangnya.

Di sisi lain, Aziz juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh tenaga kesehatan di RSUD Kudus. Kekompakan tim diberengi dengan sistem manajemen yang baik terbukti berhasil melewati fase kritis dari serangan varian delta pada gelombang kedua covid-19.

“Saya juga berterima kasih kepada masyarakat Kudus yang sudah tertib menjalankan anjuran pemerintah untuk terus disiplin menjalankan protokol kesehatan, serta mendukung program pemerintah untuk menjalankan program vaksinasi sebagai ihtiyar memutus mata rantai penyebaran covid-19,” kata Aziz.

Aziz membeberkan, sampai saat ini, RSUD telah merawat 4.682 pasien covid-19, baik yang terkonfirmasi positif, suspect, maupun probable. Dari angka itu, yang dinyatakan sembuh ada 4.055 orang atau mencapai 90 persen lebih.

Editor: Ahmad Muhlisin

Diterbitkan di Berita

Kudus (ANTARA) - Kapolres Kudus AKBP Aditya Surya Dharma membenarkan bahwa terduga teroris berinisial "T" atau "AR" yang ditangkap Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri di Depok, Jawa Barat, pada Jumat (10/9) merupakan warga Kudus.

"Dia merupakan warga Desa Prambatan Kidul, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kudus," ujarnya di Kudus, Sabtu. Sebelumnya, kata dia, Polres Kudus juga sudah melakukan pemantauan serta menjalin komunikasi dengan "T" sebagai bentuk pembinaan agar kembali ke jalan NKRI.

Ia juga tidak menyangka dengan hal itu, karena sebelumnya sudah ada upaya pendekatan dengan harapan tidak lagi terlibat dalam jaringan terorisme.

Masyarakat Kudus diminta tetap tenang, karena jajarannya sudah diinstruksikan untuk melakukan antisipasi dengan memantau kondisi wilayah tempat tinggalnya. Termasuk di wilayah lain sebagai langkah antisipasi keamanan dan ketertiban masyarakat.

Sementara itu, Kepala Desa Prambatan Kidul Sutopo membenarkan bahwa terduga teroris yang berinisial "T" memang warganya. Akan tetapi belum bisa memastikan apakah yang ditangkap di Depok memang benar "T" warganya atau orang lain.

Terlebih lagi, beberapa pekan sebelum penangkapan juga masih terlihat di Kabupaten Kudus. Camat Kaliwungu Agus Budi Satriyo menambahkan bahwa jika "T" yang dimaksudkan warga Desa Prambatan Kidul, memang masih ber-KTP Kudus.

"Sebelumnya, yang bersangkutan juga masih aktif mengisi pengajian sehingga terkejut juga dengan informasi penangkapan tersebut," ujarnya.

AR disebutkan merupakan tokoh Jamaah Islamiyah (JI) yang pernah ditangkap 15 tahun lalu karena menyembunyikan pelaku pengeboman malam natal (2000) dan bom Bali (2002).

Pewarta: Akhmad Nazaruddin
Editor: Chandra Hamdani Noor
COPYRIGHT © ANTARA 2021

Diterbitkan di Berita

MURIANEWS, Kudus – Kasus Covid-19 di Kabupaten Kudus mengalami penurunan menjadi sebelas pada Selasa (7/9/2021). Sebelumnya, jumlah pasien Covid-19 berada di angka 19 orang di hari Senin kemarin.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Kudus Badai Ismoyo menyampaikan, dari sebelas pasien, masih tersisa dua orang yang dirawat di rumah sakit rujukan. Sementara sembilan lainnya menjalani isolasi mandiri.

Sementara secara keseleruhan, total ada sebanyak 16.833 warga Kudus yang terkonfirmasi Covid-19. Dari jumlah itu, 15.422 orang sudah dinyatakan sembuh. Sementara 1.380 sisanya meninggal dunia, dan kasus aktif sebelas orang.

“Kami tetap mengharapkan protokol kesehatan ini selalu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari,” ucap Badai.

Protokol kesehatan yang dimaksud, adalah dengan rajin mencuci tangan, memakai masker ketika berada di luar rumah, dan menjaga jarak. Warga Kabupaten Kudus juga diharapkan untuk menghindari kerumunan dan mengurangi mobilitas.

“Sehingga penularan ini benar-benar bisa ditekan semaksimal mungkin,” ujarnya. Sejumlah rumah sakit di Kabupaten Kudus sendiri kini telah menutup ruang isolasinya.

Mulai dari RS rujukan lini satu, hingga lini tiga di Kota Kretek, untuk kembali digunakan untuk pasien noncovid-19. Pemerintah Kabupaten Kudus sendiri segera menjalankan testing secara acak di sejumlah fasilitas umum di Kabupaten Kudus.  

Reporter: Anggara Jiwandhana Editor: Ali Muntoha

Diterbitkan di Berita

MURIANEWS, Kudus – Pandemi Covid-19 tak menyurutkan semangat salah satu siswa SD Muhammadiyah Birrul Walidain Kudus untuk mendulang prestasi gemilang. Jupiter Arshavino Raditya Mustofa  namanya.

Bocah berusia sebelas tahun yang akrab disapa Vino itu berhasil mengharumkan nama Indonesia setelah berhasil menyabet medali perak dengan dalam ajang kompetisi matematika bertaraf International yakni, World Mathematics Invitational 2021.

Ada beberapa kategori grade dalam kompetisi tersebut. Vino sendiri masuk dalam kategori grade lima. Kompetisi tersebut dihelat secara daring pada Sabtu (28/8/2021) dan diumumkan pada Senin (30/8/2021) lalu.

Siswa yang baru duduk di bangku kelas VI SD itu, mampu menunjukkan tajinya di bidang matematika dan berhasil bersaing dengan ratusan peserta dari 21 negara, seperti Brazil, Hongkong, Malaysia, Singapura, hingga Thailand.

Vino mengaku memang sangat menyukai matematika, dan sudah berulang kali menyabet juara dari berbagai perlombaan. Kendati demikian, prestasi yang berhasil didulangnya di kancah international ini perlu usaha ekstra.

Vino menunjukkan sertifikat medali perak di ajang World Mathematics Invitational 2021 (MURIANEWS/Yuda Auliya Rahman) Sebab, banyak soal cerita matematika yang diujikan saat kompetisi tersebut, dan bahasanya pun menggunakan bahasa Inggris.

“Itu ada 30 soal cerita, dan itu juga harus menerjemahkan dulu ke Indonesia, jadi ada juga yang sulit dipahami,” katanya, Rabu (1/9/2021). Awalnya, Vino sendiri tak menyangka bisa meraih medali perak di ajang International itu.

Sebab, kala itu, Vino tak menargetkan raihan, dan hanya fokus mengerjakan seluruh soal dengan maksimal. “Alhamdulillah senang dan bangga bisa dapat medali perak. Tapi memang sebelumnya sudah persiapan pelatihan dari luar, dan juga dilatih lagi dari ustazah dari sekolahan. T

api kalau H-1 itu saya buat istirahat biar saat lomba tidak kecapekan,” jelasnya. Diketahui, puluhan medali dan piala telah dikoleksinya dari berbagai ajang kompetisi matematika mulai tingkat daerah, provinsi, nasional, hingga internasional.

Sementara Kepala SD Muhammadiyah Birrul Walidain Kudus Jamaluddin Kamal menjelaskan, prestasi yang dicapai siswanya tersebut sangat membanggakan.

“Kebanggan bagi kami karena siswa kami sudah berhasil mengasah potensi yang dimiliki dan memiliki mental yang berani mampu bersaing di kompetisi internasional,” terangnya.

Saat kompetisi berlangsung, pihak sekolah memfasilitasi Vino dengan perangkat dan jaringan yang khusus dipersiapkan untuk kompetisi itu.

“Kami juga melakukan pembimbingan secara kontinyu, agar masa pandemi tidak menyurutkan semangat Vino untuk tetap berprestasi,” ungkapnya.

Ia pun berharap, prestasi gemilang yang berhasil diraih tersebut bisa menjadi pemantik semangat dan motivasi para siswa lain untuk turut berprestasi dengan potensi yang masing-masing dimiliki siswa.    

Reporter: Yuda Auliya Rahman Editor: Ali Muntoha

Diterbitkan di Berita