rmol.id Kelangkaan oksigen yang mulai nampak seiring lonjakan kasus positif Covid-19 setiap harinya direspon secara cepat oleh Ikatan Alumni Institut Teknologi Bandung (IA ITB). Ketua Umum IA ITB, Gembong Primadjaja menerangkan, pihaknya sudah mencanangkan program bantuan oksigen usai melihat angka pasien Covid-19 yang meningkat pesat dan ketersediaan tempat tidur isolasi semakin menipis.

Karena itu pada hari ini, IA ITB membuka posko peminjaman tabung oksigen secara gratis di wilayah Jakarta dan sekitarnya, hingga di wilayah Bandung dan sekitarnya.
 
"IA ITB menyediakan tabung oksigen bagi Alumni ITB yang kesulitan mencari tabung oksigen untuk kebutuhan dalam perawatan Covid-19," ujar Gembong dalam keterangan tertulis kepada wartawan, Sabtu (3/7).

Melalui pendaftaran yang dibuka secara online, Gembong memastikan alumni ITB yang membutuhkan tabung oksigen bisa meminjam 1 set lengkap tabung oksigen beserta isinya.
"(Bisa meminjam) secara gratis dengan persyaratan mengisi formulir dan fotocopy KTP," imbuhnya.

Gembong melanjutkan, nantinya tabung oksigen yang dipinjam wajib dikembalikan dan diisi ulang kembali, karena akan dimanfaatkan kembali untuk alumni lainnya yang membutuhkan.
"Semoga gerakan ini dapat bermanfaat dan sedikit berkontribusi dalam usaa kita turut serta mengatasi pandemi ini bersama," demikian Gembong.

Untuk cara pendaftaran meminjam tabung oksigen dari IA ITB ini, alumni ITB yang berada di wilayah Jakarta dan sekitarnya bisa mengakses 
Sementara, untuk alumni ITB wilayah Bandung dan sekitarnya, bisa mengakses link pendaftaran, 
IA ITB menamakan aksi peduli ini sebagai Gerakan Tabung Oksigen Untuk Kemanusian Ganesha Peduli.
 
EDITOR: AHMAD SATRYO
 
Diterbitkan di Berita

Jakarta - Gembong Primadjaya terpilih sebagai Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Alumni Institut Teknologi Bandung (IA ITB) periode 2021 - 2025. Gembong dalam pemilihan ketua umum IA ITB, Sabtu, 17 April 2021, mengalahkan tujuh rival, mendapatkan suara terbanyak, menjadi pemenang dengan 5.798 suara. 

Tujuh rival yang dikalahkan Gembong adalah Seterhen Akbar Suriadinata dengan 5.690 suara, Honesti Basyir dengan 3.042 suara, I Made Dana Tangkas dengan 1.730 suara, Syarifah Amelia dengan 1.149 suara, Hariyono dengan 544 suara, Gatot Sudariyono dengan 284 suara, dan Bimo Sasongko dengan 241 suara.

Sebelum mengikuti pemilihan ini, Gembong Primadjaya adalah Sekretaris Jenderal Ikatan Alumni Institut Teknologi Bandung.

Profil Gembong Primadjajya

Gembong Primadjaya lahir di Bandung, 6 Mei 1968. Ia lulus Teknik Mesin ITB tahun 1986, kemudian melanjutkan pendidikan Master of Business atau S2 di Rutgers University, United States of Amerika. 

Ia figur menonjol di kalangan alumni ITB. Rekam jejaknya terlihat pada aktivitas organisasi IA ITB beberapa tahun terakhir. Ia konsisten menggaungkan Program Indonesianisme sejak menjabat Ketua Ikatan Alumni Mesin ITB 2011 - 2015. Berikutnya ia menjadi Sekretaris Jenderal IA ITB periode 2016 - 2020.

 

Gembong Primadjaya

Gembong Primadjaya. (Foto: Instagram @tagarnews)

 

Selama menjabat Sekjen IA ITB, Gembong tercatat sudah mengadakan pagelaran Indonesianisme Summit pada tahun 2017, 2018, dan 2019. Acara yang diadakannya saat itu dihadiri tokoh-tokoh nasional sebagai pembicara, di antaranya Wakil Presiden Jusuf Kalla, Menteri Koordinator Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Pariwisata Arief Yahya.

Pada pagelaran tersebut pula berhasil diwujudkan kerja sama dengan perusahaan start up milik alumni ITB dan menampilkan produk teknologi kreasi anak bangsa yang juga memamerkan produk prototype.

Dalam acara Indonesia Technical Forum (I-Tech) bekerja sama dengan Metro TV, dihadirkan para tokoh teknologi, juga para menteri terkait, di antaranya Menteri Bappenas saat itu Bambang Brodjonegoro dan Menteri ESDM Arifin Tasrif.

Tidak hanya itu, Gembong Primadjaya juga seorang penggiat dalam pembinaan sepak bola muda. Ia adalah manajer dari klub sepak bola Saswco asal Kota Bandung yang merupakan salah satu anggota klub internal Persib Bandung dan bermain di kompetisi Internal Persib.

 

Infografis Gembong Primadjaya

Visi misi yang diemban Gembong Primadjaya. (Infografis: Tagar/Regita Setiawan Putri)

 

Gembong sukses membawa klub dengan beberapa pemain berbakat, mengikuti kejuaraan Tim Nasional Pelajar U-13 dalam perhelatan Turnamen Internasional di Barcelona tahun 2014.

Gembong setelah menyelesaikan tugas sebagai Sekjen IA ITB, memutuskan maju sebagai calon ketua IA ITB. Langkahnya ini, kata Gembong, agar program yang ia gagas sebelumnya, sudah berjalan bagus, berkesinambungan dan berjalan lebih baik. Ia ingin alumni ITB dapat lebih berkontribusi pada kampus serta dapat lebih mengabdi kepada negeri.

Pria berusia 53 tahun ini pernah menjabat sebagai Direktur PT Pelindo Energi Logistik, dan Ketua Tim Percepatan Konversi Bahan Bakar Gas pada Direktorat Jenderal Minyak dan Gas.

Gembong Primadjaya kini telah terpilih sebagai Ketua Umum Ikatan Alumni ITB periode 2021 - 2025. Saatnya kerja-kerja besar untuk menjalankan program-program yang telah ia kampanyekan. Demi kemajuan alumni ITB. Demi kemajuan Indonesia. []

Diterbitkan di Berita

BANDUNG, iNews.id - Gembong Primajaya terpilih sebagai Ketua Umum Ikatan Alumni Institut Teknologi Bandung (IA ITB) melalui sistem ivoting, Sabtu (17/4/2021).

Gembong ayang merupakan alumni Teknik Mesin ITB angkatan 1986 ini akan memimpin IA ITB selama periode 2021-2025. Dalam ivoting, Gembong mengalahkan tujuh kandidat lainnya pada Kongres Nasional X IA ITB, 16-17 April 2021 yang berakhir, Sabtu (17/4/2021).

Gembong yang pernah menjabat sebagai Direktur PT Pelindo Energi Logistik, Ketua Tim Percepatan Konversi Bahan Bakar Gas pada Direktorat Jenderal Minyak dan Gas, serta Ketua Ikatan Alumni Mesin ITB ini, mendapatkan suara 5.798 dari sekitar 18.000 suara yang masuk melakukan pemilihan secara ivoting. 

Sebelumnya, delapan kandidat yang bakal meramaikan pemilu IA ITB, adalah Honesti Basyir;  I Made Dana Tangkas, Gembong Primadjaja; Hariyono; Bimo Sasongko; Syarifah Amelia; Gatot Sudariyono; dan Seterhen Akbar Suriadinata. 

Diketahui, Gembong adalah alumni Teknik Mesin 1986. Dia pernah menjabat sebagai Direktur PT Pelindo Energi Logistik, Ketua Tim Percepatan Konversi Bahan Bakar Gas pada Direktorat Jenderal Minyak dan Gas. Dia juga Ketua Ikatan Alumni Mesin ITB).

Sebelumnya, Kongres Nasional X dan Pemilihan Ketua Umum Ikatan Alumni ITB 2021 yang dilaksanakan pada 16-17 April mendapat dukungan dari Sekretaris Kabinet Pemerintahan Joko Widodo-Maruf Amin, Pramono Anung, dan Rektor ITB Reini Wirahadikusumah.

Dukungan ini diberikan langsung saat keduanya hadir secara virtual dalam acara tersebut. Dalam sambutannya, Pramono yang juga alumni ITB mengajak seluruh alumni ITB untuk berpartisipasi aktif dalam pemilihan ketua IA ITB periode 2021-2026 meski saat ini masih pandemi virus korona. 

Terlebih, para alumni bisa tetap memilih meski tidak bisa hadir langsung di Bandung mengingat sistem pemilihan yang berbasis internet.

"Jarak, waktu, ruang tak bisa memisahkan kita sebagai alumni, tetap bisa berdemokrasi, bisa memilih siapa yang terbaik untuk memimpin," kata Pramono dalam siaran persnya.

Dia juga mengapresiasi penggunaan sistem i-voting ini karena menegaskan keberadaan ITB sebagai salah satu kampus yang mata kuliah utamanya tentang teknologi Dengan penggunaan teknologi, menurutnya akan meningkatkan angka partisipasi pemilih dalam setiap ajang demokrasi.

"Kita sudah sangat dewasa dalam berdemokrasi," katanya. Kongres Nasional X dan Pemilu Ketua Umum IA ITB 2021 pun mendapat dukungan penuh dari Rektor ITB Reuni Wirahadikusumah yang hadir secara daring.

Dalam sambutannya, dia mengajak alumninya untuk menjaga nama baik almamater termasuk dengan berkontribusi terhadap pembangunan bangsa dan negara.

"Senat ITB telah menuangkan tujuan hubungan ITB dan alumninya juga karakter-karakter yang diharapkan dari alumni ITB yang di antaranya pengabdian dan wawasan kebangsaan yang tinggi dalam suasana kebinekaan," ujarnya. 

Sementara itu, di hadapan 1.000 lebih peserta kongres yang hadir secara hybrid, Ketua Umum IA ITB periode 2016-2021, Ridwan Djamaluddin, menyampaikan laporan pertanggungjawaban. 

Di antara kegiatan yang sudah dilakukan pengurus IA ITB kepemimpinannya, adalah kunjungan ke Presiden Joko Widodo dan turut berperan aktif dalam pembangunan nasional.

"Kami juga mendukung reindustrialisasi mengawal produk teknologi anak bangsa lewat ajang Indonesian is Me Summit," kata Ridwan.  Selain itu, Ridwan menyebut pihaknya aktif dalam inovasi dan penguasaan teknologi seperti dengan menyelenggarakan I-tech forum.

Tak hanya itu, selama kepemimpinan Ridwan alumni pun aktif dalam kegiatan sosial seperti donor darah, dan membantu korban bencana.  "Kami juga menggelar latihan kepemimpinan berwawasan kebangsaan Lemhanas.

Juga menggerakan sinergi muda alumni ITB, kolaborasi global dengan alumni MIT dan turut menginisiasi pembentukan Komisariat IA Brussel dan dua komisariat lainnya di Eropa," ujarnya.

Seusai paparan laporan pertanggungjawaban itu, terdapat beberapa tanggapan dari sejumlah komisariat dan pengurus daerah IA ITB.

Hampir semua perwakilan seperti dari Aceh, Batam, Riau, Sumatera Utara, Sulawesi Utara, Papua, hingga Eropa itu mengapresiasi kinerja dan capaian pengurus IA ITB periode 2016-2022.

Dengan begitu, secara umum kinerja pengurus IA ITB 2016-2021 dianggap baik dengan penilaian solid dari semua pihak terkait. Terlebih dengan adanya peningkatan nilai aset yang cukup signifikan dari Rp4,6 miliar menjadi Rp8,8 miliar.

Atas semua itu, laporan pertanggungjawaban diterima secara aklamasi oleh seluruh perwakilan yang hadir dan disahkan oleh pimpinan sidang. Pada kongres inipun, dihadiri notaris untuk mengesahkan hasil pemilihan ketua umum yang baru.

"Sehingga hasil-hasil kongres bisa langsung disahkan dibuatkan aktanya untuk didaftarkan ke Kemenkumham," katanya.

Editor : Agus Warsudi

Diterbitkan di Berita

Siti Fatimah - detikNews Bandung - Kongres Nasional X Ikatan Alumni Institut Teknologi Bandung (IA ITB) sejatinya digelar di Balai Pertemuan Ilmiah ITB, di Bandung, pada 16-17 April 2021. Dalam kesempatan tersebut, beragendakan Pemilihan Ketua Umum (Pemilu) IA ITB periode 2021-2026 dengan delapan kandidat.

Namun, dalam pelaksanaannya Ketua Umum Ikatan Keluarga Alumni Politeknik Negeri Bandung (IKA POLBAN) atau POLTEK ITB Agus Mulyawan menilai, pihaknya tak mendapatkan perlindungan suara dalam memilih.

Sikap tersebut dikeluarkan dalam delapan maklumat pernyataan sikap tentang 'Mohon Perlindungan Hak Suara Kami dalam Memilih' yang ditujukan pada Ketua SC Kongres IA ITB 2021, Tito Kurniadi (GL84), Ketua OC Kongres IA ITB 2021 Agustin Peranginangin (Si'94), Ketua Umum Pengurus IA ITB 2026-2020 Ridwan Djamalludin (GL`82), Dewan Pengawas IA ITB Ketua Pengurus Daerah IA ITB, dan Ketua Pengurus Program Studi IA ITB serta Ketua Komisariat IA ITB.

Dalam surat pernyataan sikap yang diterima detikcom, telah dibubuhi tanda tangan Ketua IKA POLBAN/POLTEK ITB dan Ketua Harian Adi Budiman. Agus mengatakan, bahwa para Alumni Politeknik ITB satu kesatuan yang utuh sebagai anggota Keluarga Besar Ikatan Alumni ITB, dan termasuk Anggota Biasa sesuai yang dinyatakan dalam AD/ART IA ITB.

"Namun dalam ajang demokrasi e-voting pemilihan ketua umum periode kali ini, hak menyampaikan suara kami menemui berbagai kendala yang berasal dari Panitia Pemilu," kata Agus dalam keterangannya kepada wartawan, Jumat (16/4/2021).

IKA POLBAN/POLTEK ITB yang beranggotakan 6.000 an orang tersebut tak semuanya mendapatkan akses menjadi pemilih. Dia menyebut, berbagai kendala terjadi seperti tidak diberikan akses ke menu pilihan jurusan/Prodi sehingga sebagian dari anggota banyak memilih Program Profesi Insinyur (PPI) yang itu bukan merupakan Politeknik ITB.

Pihaknya baru diberikan akses sekitar dua minggu kemudian dengan akses menu pilihan jurusan Program Politeknik ITB tanpa menyertakan menu berbagai pilihan jurusan/Prodi. Padahal, kata dia, di PPI dicantumkan berbagai jurusan/Prodi.

"Kami merasa mendapat perlakuan yang berbeda dengan pemilih Alumni ITB yang lain, khususnya yang berasal dari Program Profesi Insinyur (PPI) yang kuliah hanya dua semester," ujar Agus menambahkan.

Persoalan lain pun berkaitan dengan penentuan Data Pemilih Sementara menjadi Data Pemilih Tetap. Agus mengatakan, panitia tak memberikan kelanjutan penentuan tersebut.

"Namun sampai berakhirnya masa pendaftaran DPT pada tanggal 11 April 2021, data yang disampaikan tersebut tidak pernah ada tindak lanjut sama-sekali, yang menyebabkan ribuan alumni Politeknik tidak bisa mendaftar," lanjutnya.

Lebih lanjut, pada 12 April 2021 pihaknya mendeteksi adanya penambahan akses pilihan jurusan Program D3 Politeknik ITB dan berisi data-data DPS Alumni ITB yang berasal dari Data BAAK Politeknik Negeri Bandung. Namun di waktu yang sama pendaftaran sudah tidak dapat dilakukan.

"Akibatnya kami merasa malu dan marah, karena dengan penerapan teknologi maju dalam proses pemilihan ketua umum pengurus pusat IA ITB kali ini, yang di dalam kepanitiaannya diisi oleh putra-putri terbaik bangsa, justru malah menyebabkan Alumni Politeknik ITB mengalami kehilangan hak suara akibat pengurusnya sangat tidak profesional dan benar-benar tidak memperhatikan ketentuan pasal-pasal AD/ART IA ITB tersebut," ujarnya.

Dua pernyataan sikap lainnya masih berkenaan dengan tidak Diikutsertakan sebagai DPT Pemilu IA ITB. Agus menilai, jika pemilu tetap dilanjutkan maka ada banyak hal negatif yang terjadi.

"Bukan hanya akan mencederai perasaan namun juga telah melukai proses demokrasi pemilu IA ITB tersebut dan berakibat lemahnya legitimasi dan keguyuban organisasi IA ITB yang sedang gencar-gencarnya dikampanyekan," ujarnya.

Sebelumnya diberitakan, polemik pun sempat terjadi jelang Kongres Nasional X ITB. Salah satunya muncul surat terbuka dari Komunitas Alumni ITB-Spirit Indonesia yang meminta pelaksanaan Kongres X ditunda, surat tersebut tertanggal 10 Maret 2021. Selain itu, muncul Kongres Luar Biasa (KLB) yang digelar secara daring dan luring di Hotel Savoy Homan, pada 10-11 April 2021 yang menyatakan Akhmad Syarbini terpilih sebagai Ketua IA-ITB.

(mud/mud)

Diterbitkan di Berita

Eno Dimedjo tagar.id Jakarta - Vice President ASEAN Football Federation (AFF) dan Komisaris Independen Electronic City, Ratu Tisha Destria, mengungkapkan alasannya memberikan dukungan kepada Gembong Primadjaja dalam kontestasi pemilihan Ketua Umum Ikatan Alumni Institut Teknologi Bandung (IA ITB) periode 2021-2025, lewat gelaran Kongres X Ikatan Alumni ITB, pada 16 - 17 April 2021 mendatang.

Menurutnya, dukungan ia berikan lantaran sosok Gembong Primadjaja merupakan sosok yang telah jelas sepak terjangnya di berbagai bidang.

Ratu Tisha yang ingin kembali berkarya di internal IA ITB mengatakan, ia tidak mau hanya sekedar aktif di tubuh organisasi tanpa memberikan kontribusi yang nyata bagi masyarakat.

"Hal yang pertama saya lihat adalah siapa nih sosok yang akan merepresentasikan IA ITB ke depannya? Saya sendiri mengobservasi sendiri secara pribadi pada saat sebelum pemilihan ketua umum dimulai," kata Ratu Tisha, dalam keterangan yang diterima Tagar pada Kamis, 8 April 2021.

"Akhirnya saya memutuskan untuk bergabung dan mendukung Kang Gembong. Saya ingin dipimpin oleh ketua umum yang jelas. Saya enggak mau aktif, hanya sekadar aktif apabila saya sendiri tidak bisa memberikan manfaat ke depan bagi masyarakat, dan saya sendiri tidak bisa mendapat manfaat di IA ITB," ujar dia.

 

Infografis Gembong Primadjaya

Visi misi yang diemban Gembong Primadjaya. (Infografis: Tagar/Regita Setiawan Putri)

 

Lebih lanjut, alumni fakultas Matematika ITB itu mengakui bahwa Gembong merupakan sosok yang memiliki segudang pengalaman di berbagai sektor, termasuk bidang kerja, entrepreneurship, serta sektor inkubasi bisnis yang berbasis kemasyarakatan di berbagai wilayah di Indonesia.

"Kang Gembong memiliki track record yang jelas dalam segala macam sektor. Kang Gembong adalah pribadi yang dikenal sangat turun ke masyarakat dan membantu usaha-usaha masyarakat di mana itu sangat bermanfaat," tutur Tisha.

Ratu Tisha sendiri bergabung menjadi Ketua Tim Sukses pemenangan Gembong Primadjaja dalam kontestasi pemilihan Ketua Umum IA ITB periode 2021-2025. Dara 35 tahun itu bakal bekerja sama dengan 18 anggota tim sukses lain yang mayoritas diisi angkatan muda dari berbagai irisan kelompok alumni.

Keputusannya untuk berada dalam barisan Gembong Primadjaja diambil lantaran menurutnya pengabdian dalam organisasi IA ITB tidak dapat memberikan dampak baik apabila hanya didasari kemauan keras, namun tidak didukung pengalaman yang mumpuni.

"Kemauan yang keras itu pasti, tapi kita tidak lagi bicara kemauan. Kang Gembong mempunyai kemauan yang didukung dengan pengalaman, track record dan networking. Itu yang nantinya membawa IA ITB bisa terbang tinggi," kata Ratu Tisha. []

 

Diterbitkan di Berita

Inisiatifnews.com – Koordinator Komunitas Alumni Institut Teknologi Bandung (ITB), M. Dzikron memberikan kritikan kepada Ikatan Alumni ITB (IA ITB) periode 2016-2020 yang sudah habis masa jabatannya, namun sampai saat ini, proses Kongres Nasional pun belum juga digelar.

Dengan demikian, ia menganggap bahwa IA ITB kepemimpinan Ridwan Djamaluddin (RD) tidak memiliki landasan hukum yang kuat terhadap organisasi.

“Hal kekosongan kepengurusan IA ITB agar segera diatasi dengan membentuk care taker sebagai pelaksana kesinambungan organisasi,” kata Dzikron dalam keterangannya yang diterima wartawan, Kamis (11/3/2021).

Dengan keberadaan caretaker tersebut, barulah IA ITB memiliki landasan yang kuat untuk melanjutkan proses pemindahan tongkat estafet kepemimpinan organisasi para alumni kampus tersebut.

“Selanjutnya caretaker melakukan upaya-upaya penataan organisasi agar sesuai ketentuan AD ART,” imbuhnya.

Dijelaskan Dzikron, bahwa masa kerja Dewan Pengurus, Dewan Penasehat dan Dewan Pengawas telah melewati batas empat tahun sebagaimana ketentuan pada pasal 13 tentang masa kerja dan Pasal 35 tentang Kongres.

Dengan merujuk ketentuan tersebut maka periode kepengurusan dan rentang masa kongres adalah 4 tahun sejak ditetapkan, dimana periode kepengurusan 2016-2020 berakhir pada bulan Januari 2020.

Perlu diketahui, bahwa ada keterlambatan yang cukup lama terhadap digelarnya Kongres Nasional IA ITB ke X. Sementara itu, kepengurusan periode 2016-2020 sudah berakhir sehingga proses perpindahan kepengurusan menjadi terkendala dari segi prosedural dan substansi.

Namun berdasarkan informasi yang ia terima, Dzikron menyebut agenda Kongres akan digelar bulan ini, tepatnya tanggal 26-27 Maret 2021.

Kemudian untuk rencana Kongres tersebut, ia memberikan saran agar caretaker dibentuk terlebih dahulu, selanjutnya mempersiapkan infrastruktur pemilihan yang matang agar agenda tidak molor lagi.

“Tahapan Pemilu dapat ditetapkan apabila kesiapan infrastruktur dan sistem pemilihan telah dinyatakan layak berdasar hasil audit yang independen dan disepakati oleh para timses dari 8 kandidat ketua umum IA ITB,” tuturnya.

Diterbitkan di Berita

Yudha Maulana - detikNews Bandung - 

Ikatan Alumni dari berbagai universitas yang berada di Jawa Barat berkolaborasi menggelar Jabar Culture and Tourism Festival (JaFest) 2021. JaFest dihelat sebagai salah satu langkah strategis melestarikan budaya dan memulihkan ekonomi yang terpuruk akibat COVID-19.

Diinisiasi oleh IKA UNPAD, IA-ITB, ILUNI UNI dan HA IPB, JaFest akan mengakomodir para pelaku ekonomi kreatif dan UMKM serta pariwisata dengan melibatkan unsur budaya. Acara ini akan digelar pada 20 - 24 Maret 2021 dengan sarana virtual dari berbagai daerah di Jabar.

"JaFest akan mengusung beberapa daerah dengan potensi budaya, ekonomi kreatif dan pariwisata seperti Bandung Raya, Bogor Raya, Garut, Cirebon dan Depok," ucap Ketua Umum IKA UNPAD, Irawati Hermawan di Gedung Sate, Kota Bandung, Minggu (7/3).

Rencananya, event ini digelar dari berbagai wilayah di Jabar seperti Garut, Bandung dan Cirebon. Tiap tempat akan memiliki tema dan rangkaian acara yang berbeda.

Garut akan mengusung acara peninjauan desa wisata di beberapa wilayah di Garut, sementara Cirebon akan mengusung kegiatan dialog peradaban yang akan dilakukan di Kereta Wisata dari Bandung ke Cirebon, yang juga akan disiarkan secara luas melalui platform digital.

"Kami sudah mengkurasi sekitar 500 pelaku ekonomi kreatif, UMKM, start up. Nantinya yang akan kita tampilkan secara digital dalam digital platform. Kami berharap ada transaksi ekonomi Rp 5-10 miliar sepanjang acara berlangsung," kata ucapnya.Untuk merangsang pertumbuhan ekonomi kreatif dan UMKM, expo virtual akan diramaikan oleh 500 pelaku ekonomi kreatif, start up dan UMKM.

Irawati mengatakan, event ini berasal dari kegundahan para alumni karena dampakpandemiCOVID-19 ini masih berlarut-larut ke berbagai sektor perekonomian. "Padahal kita harus terus bergerak, kita harus terus memikirkan untuk memulihkan ekonomi,"ucapnya.

Ulinpiade Perepet Jengkol Challenge Upaya Pelestarian Budaya

Salah satu helatan yang menarik dari JaFest, adalah Ulinpiade, di sini para peserta akan berlomba membuat video TikTok sambil bermain Perepet Jengkol Challenge bersama keluarga.

"Kami mengajak masyarakat, terutama klaster keluarga mengunduh permainan perepet jengkol, untuk diupload ke TikTok. Target ada 1.500 video terkumpul sepanjang penyelenggaraan JaFest. Dan kalau terealisasi akan tercatat dalam Muri (Museum Rekor Indonesia)," kata Ira.

Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil yang memberikan sambutan secara virtual menyambut baik kolaborasi dalam penyelenggaraan JaFest 2021. Menurutnya, hal ini sesuai dengan visi misi Jabar juara lahir batin.

"Melalui inovasi dan kolaborasi, dan mudah-mudahan pariwisata dan budaya sebagai keunggulan identitas jabar akan terus kita dukung, dan pariwisata menjadi ekonomi terdepan dalam pemulihan ekonomi pasca COVID-19," kata Ridwan Kamil,

(yum/mud)

Diterbitkan di Berita

lemhannas.go.id JAKARTA - Menteri Perdagangan Republik Indonesia, Muhammad Lutfi, menyampaikan ceramah kepada para peserta program Pemantapan Nilai-Nilai Kebangsaan (Taplai) Angkatan I Ikatan Alumni Institut Teknologi Bandung (ITB) dengan topik “Indonesia Economic Outlook 2021” secara daring pada Senin (22/02).

Mengawali ceramahnya, Lutfi menyampaikan bahwa dunia saat ini sedang mengalami fase kedua evolusi perdagangan internasional.

Fase pertama dimulai pada masa Ferdinand Magellan dari Portugal mulai menjelajah dan mencari barang-barang yang dapat diperdagangkan, kemudian dilanjutkan oleh Spanyol, Inggris, dan Belanda.

Fase tersebut, yang berlangsung hingga abad ke-19, menunjukkan negara-negara penjelajah pada akhirnya memiliki tingkat kemakmuran tinggi dan menjadi penguasa zaman kolonialisme.

Setelah memasuki masa modern, terutama setelah Perang Dunia II, terjadi dekolonialisasi dan iklim perdagangan internasional beralih menjadi persaingan.

Memasuki tahun 60-an, perdagangan internasional mulai diatur supaya pajak-pajak diturunkan serta agar perdagangan memberikan kemakmuran bagi penduduk dunia.

Kebijakan-kebijakan yang dibuat menjadikan banyak negara mampu memerangi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan melalui kolaborasi. Kolaborasi merupakan kunci dalam menghadapi iklim perdagangan internasional pada masa evolusi kedua ini.

“Kalau kita tidak bisa berkontribusi dalam suatu kolaborasi maka kita akan menjadi parasit,” ujar Lutfi.

Meskipun dilanda pandemi, lanjut Lutfi, pada tahun 2020 lalu Indonesia memperoleh surplus neraca perdagangan sebesar 21,74 miliar dolar AS atau yang terbesar sejak 2012. Ia menjelaskan Indonesia memiliki peluang yang besar pada ekspor migas.

Ia menunjukkan nilai ekspor besi dan baja pada tahun 2020 sebesar 10,85 dolar AS atau mengalami pertumbuhan sebesar 46,84% dibandingkan tahun sebelumnya.

Lutfi juga menyoroti nilai ekspor produk dan suku cadang otomotif yang tetap masuk ke dalam sepuluh besar komoditas ekspor nonmigas walaupun mengalami penurunan sebesar -19,36% dibandingkan tahun sebelumnya.

Menurut Lutfi, tingginya nilai ekspor kedua komoditas tersebut menunjukkan kesempatan baik bagi Indonesia untuk berkolaborasi dalam perdagangan internasional sebab kedua komoditas tersebut berpotensi menarik investasi besar yang pada masa depan dapat menjadi pilar ekspor Indonesia.

Menutup ceramahnya, Lutfi menyatakan perlunya strategi yang tepat untuk berkolaborasi dalam perdagangan internasional agar Indonesia nantinya dapat menjadi pusat produksi dunia.

“Di era kolaborasi ini kita harus bisa memainkan strategi yang jitu, yaitu membuka pasar dengan cerdik, kemudian mendekatkan investasi, begitu investasi datang kita menjadi center of production,” tuturnya.

Diterbitkan di Berita