JAKARTA, NETRALNEWS.COM - Kabar Pulau Reklamasi bakal menjadi salah satu opsi tempat penyelenggaraan Formula E malah membuat Gubernur Anies Baswedan dicibir Ferdinand Hutahaean.

“Ketika yang HARAM jadi DIHALALKAN demi menyelamatkan diri dari JERAT HUKUM. Reklamasi yang ditolak kini akan digunakan salah satu opsi balapan tak jelas Formula E,” kata Ferdinand melalui akun Twitternya, Kamis 7 Oktober 2021.

“Nies, makanya kalau mikir jgn pake dengkul, gini kan jadinya? Sdh ruwet, malu dong..! Ehhh punya malu ngga sih?” imbuhnya.

Untuk diketahui, perhelatan ajang balap Formula E Jakarta batal digelar di kawasan Monumen Nasional (Monas). JakPro selaku penyelenggara sudah menyiapkan lima lokasi alternatif untuk venue ajang balap mobil listrik itu.

Direktur JakPro Gunung Kartiko mengatakan Formula E batal digelar di Monas karena terkendala perizinan. "Venue yang jelas bukan di Monas, itu aja clue-nya," kata Gunung seperti dinukil CNN Indonesia, Rabu (6/10).

Gunung mengatakan pihaknya sudah mencarikan lima lokasi alternatif yang juga menjadi ikon Ibu Kota. Namun Gunung masih belum mau membocorkan lima lokasi tersebut.

"Jadi kita cari lokasi ikon Jakarta yang memang menunjukkan Jakarta. Ada banyak, ada lima alternatif," imbuh dia. Gunung mengatakan, JakPro hanya menyiapkan lima tempat alternatif itu.

Kemudian, Formula E Operations (FEO) selaku promotor akan melakukan survei terhadap tempat-tempat tersebut. Survei akan dilakukan oleh FEO pada Oktober ini. Setelah survei baru akan diputuskan final tempat yang akan ditunjuk untuk menggelar Formula E.

Opsi Sirkuit di Pulau Reklamasi

Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan ada beberapa lokasi yang disiapkan menjadi sirkuit Formula E yang rencananya digelar pada Juni 2022 mendatang.

Beberapa di antaranya adalah Senayan hingga Pantai Maju di Pulau D dan Pantai Bersama di Pulau G. Dua pantai terletak di pulau reklamasi di Teluk Jakarta.

"Tadi disampaikan oleh Direktur Jakpro tidak di Monas, ada lima alternatif nanti akan dicek lokasi terbaik. Macam-macam lah, di antaranya di Senayan, di Pantai Maju, (Pantai) Bersama, dan lain-lain," kata Riza di Balai Kota Jakarta semalam.

Izin Formula E di Monas Terkendala

Masalah izin penyelenggaraan Formula E di Monas sempat mengemuka pada awal 2020. Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg) selaku Komisi Dewan Pengarah Kawasan Medan Merdeka sempat melarang Monas jadi venue balapan Formula E.

Hal tersebut mempertimbangkan cagar budaya di kawasan Monas. Selain itu ada kegiatan pengaspalan yang membuat gelaran Formula E tak memungkinkan digelar di kawasan tersebut.

Belakangan Kemensetneg akhirnya mengizinkan, meski dengan berbagai syarat yang harus dipatuhi oleh pemprov DKI dalam merencanakan konstruksi lintasan tribun penonton dan fasilitas lainnya harus dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan, antara lain UU No 11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya.

Project Director JakPro Mundur

Di tengah persiapan penyelenggaraan Formula E 2022, Project Director Sportainment Jakpro, Muhammad Maulana mengundurkan diri dari jabatannya. Dia sebelumnya ikut terlibat dalam penyelenggaraan ajang balap mobil Formula E.

Gunung mengonfirmasi kabar tersebut. Namun, ia menepis anggapan bahwa Maulana mundur terkait Formula E. "Itu di Jakpro selevel kadiv, yang pegang SBU. Jadi sebagai seorang karyawan Jakpro mengundurkan diri itu suatu hal yang wajar. Biasa gitu ya," ujarnya.

Mundurnya Maulana, menurut Gunung selayaknya pengunduran diri biasa yang diajukan oleh karyawan kepada perusahaan. Dia tak ingin kabar pengunduran diri Maulana menjadi kehebohan karena dikaitkan dengan Formula E.

"Jangan dikait-kaitkan dengan Formula E. Dia berhaklah untuk mengundurkan diri, mungkin dia punya karir yang lain," kata Gunung.

Reporter : Taat Ujianto
Editor : Sulha Handayani

Diterbitkan di Berita

JurnalPatroliNews – Jakarta – Ahli Hukum Tata Negara Refly Harun melontarkan kritik terhadap aksi blusukan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang membagikan sembako ke warga di kawasan Sunter, Jakarta Utara. Refly Harun mengatakan bahwa aksi blusukan Jokowi itu tak mencerminkan sikap sebagai pemimpin negara.

Menurut Refly, Jokowi sebenarnya tak perlu blusukan ke wilayah tertentu. Sebab, sudah ada wali kota yang menjalankan tugas tersebut. Lantaran hal itulah, ia menilai Jokowi masih kelas Wali Kota dan bukan presiden.

“Sebenarnya, kelas Jokowi itu adalah wali kota, tapi wali kota yang masuk ke Istana,” ujar Refly Harun.

Merespons pernyataan Refly Harun kepada Presiden Jokowi, mantan Politikus Demokrat Ferdinand Hutahaean langsung melontarkan kata-kata keras. “Hanya setan yang mampu mencemooh perbuatan baik,” jelas Ferdinand Hutahaean dikutip GenPI.co dari Twitter-nya, Minggu (18/7).

Ferdinand Hutahaean pun mengaku heran mengapa ada manusia yang berani mencemooh kebaikan.

Mengapa manusia berani mencemooh kebaikan? Apakah hatinya sudah jadi surga bagi setan? Entahlah…!” ungkapnya.

Tak hanya itu, Ferdinand Hutahaean juga meminta kepada Presiden Jokowi agar terus berbuat baik terhadap rakyat karena perbuatan itu menurutnya akan membuat setan kepanasan. “Teruslah berbuat baik karena perbuatan baik itu memang membuat setan kepanasan dan gila!” tegasnya.

Diterbitkan di Berita

FAJAR.CO.ID, JAKARTA– Pemerintah melalui Kementerian Agama kembali memutuskan tidak memberangkatkan calon jamaah haji pada musim haji 2021 Masehi/1442 Hijriyah.

Keputusan ini menuai reaksi dari masyarakat. Salah satunya mantan Sekretaris BUMN, Said Didu.

“Apakah para buzzeRp dan para islamphobia sedang bergenbira atas “dilarangnya” umat islam Indonesia menunaikan ibadah haji thn ini ?,” tulis Said Didu dikutip Fajar.co.id di akun Twitternya, Jumat (4/6/2021).

 

 

Cuitan Said Didu itu lantas dibalas oleh pegiat media sosial, Ferdinand Hutahaean. Menurutnya, apa yang dilontarkan Said Didu bernada provokatif.

“Cuitan org ini provokatif. Mengadu domba konflik horizontal dgn membangun opini bahwa seolah di negeri ini ada yang bergembira atas batalnya haji tahun ini,” balasnya.

Mantan kader Partai Demokrat itu pun mempertanyakan karir pendidikan Said Didu yang justru membuat pernyataan bernada kebencian.

“Percuma memang gelar panjang kalau nalar tetap cebol dan penuh kebencian,” pungkasnya. (msn/fajar)

Diterbitkan di Berita

JAKARTA, NETRALNEWS.COM - Ferdinand Hutahaean memberikan penghargaan terhadap Raden Saleh yang di matanya merupakan sosok keturunan Arab namun selalu mengenakan busana Jawa.

 

 

“Hormatku untuk beliau. Orang Arab yang bangga dan selalu gunakan busana Jawa, bukan sebaliknya..!!” kata Ferdinand Hutahaean, Rabu 26 Mei 2021.

Ia juga mengunggah tangkapan layar akun Candra Aditya yang mencuit: “Raden SALEH SJARIF BUSTAMAN, Sang LEGENDA”

 

NUSANTARA  SEJAK LAHIR, TETAPI LAHIR Dl ARAB (ASLI ORANG ARAB). Semenjak masuk  ke Nusantara BELIAU LEBIH BANGGA BERBUSANA JAWA (salah satu suku di NKRI), yaitu Surjan, Jarit  & Udheng. Bahkan menyematkan II RadenII   di depan  namanya  sebagai bentuk penghormatan & kebanggaannya pada Nusantara, meski BUKAN TANAH KELAHIRANNYA. Selamat  Jalan Sang LEGENDA..... Namamu akan selalu dikenang dalam dunia  seni rupa NKRI.

Untuk diketahui, Raden Saleh, seniman Jawa di balik karya lukisan Penangkapan Pangeran Diponegoro, sempat lama menetap di Maxen dan dikenal sebagai Duta Budaya. Ratusan tahun berselang, ratusan warga Jerman masih mengingatnya.

Ratusan warga Kota Maxen dan sekitarnya mendatangi Blaues Häusel atau Rumah Biru yang didirikan oleh bangsawan Jerman, Friedrich Anton Serre, pada tahun 1848.

Kehadiran mereka pada Sabtu (22/05) siang waktu setempat adalah untuk mengenang seniman pangeran Jawa yang pernah tinggal dan berkarya di kota kecil itu pada tahun 1839-1849. Pelukis muda berbakat itu bernama Raden Saleh Sjarif Boestaman, yang lahir di Semarang tahun 1811.

"Di depan Rumah Biru ini kita memperingati kelahiran seorang pelukis Jawa 210 tahun lalu, namanya Raden Saleh. Dia pernah menjadi bagian penting dari Kota Maxen. Dia datang ke kota ini pada 1839 dan berkawan baik dengan Tuan Serre yang membangun paviliun ini tahun 1848 sebagai tanda hormat untuk Raden Saleh," kata Jutta Tronicke kepada para pengunjung.

Tronicke adalah salah satu warga Maxen yang aktif mempromosikan tokoh Raden Saleh di Jerman bersama dengan KBRI Berlin. Selama tinggal di Jerman, Raden Saleh tak ragu menunjukkan identitasnya sebagai orang Jawa dan muslim

"Dia adalah jembatan kultur antara Indonesia dan Jerman, sehingga kedua bangsa bisa saling mengenal, mengisi, dan memperkaya," ucap pasangan Michael dan Giselle Simon. "Bayangkan seorang Jawa bisa hadir di Maxen ratusan tahun lalu dan menjadi bagian dari masyarakat Maxen, dihormati karena karya lukisnya yang luar biasa. Dia memperkenalkan Jawa kepada orang-orang Jerman melalui karya seni," tambah mereka seperti dinukil Antara.

 

Reporter : Taat Ujianto
Editor : Sesmawati

Diterbitkan di Berita

Fernandho kureta.id Jakarta - Politisi Ferdinand Hutahaean menantang Novel Baswedan dan 74 pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang dinonaktifkan memberikan jawaban secara terbuka atas sikap mereka tentang organisasi Front Pembela Islam (FPI), Hizb ut-Tahrir (HTI), dan Ideologi Pancasila.

Ferdinand mengatakan, jawaban terkait sikap Novel Baswedan dkk tentang FPI, HTI,  dan Pancasila diyakini akan dapat menghentikan polemik yang belakangan semakin memanas.

Atau kita tuntut Novel Baswedan dkk untuk menjawab terbuka menjelaskan sikap mereka terkait dengan FPI dan HTI serta ideologi tunggal Pancasila

Sebab, kontroversi ketidaklulusan Novel Baswedan dkk atas tes wawasan kebangsaan (TWK) yang dilakukan KPK seiring peralihan status kepegawaian menjadi ASN semakin liar dan menjadi bahan polemik yang tak kunjung usai.

"Opini di luar semakin berkembang buruk dan menyalahkan KPK dan lebih parah lagi malah menyalahkan Jokowi sebagai pihak yang bertanggung jawab dan dituduh dengan fitnah merekayasa tes ini untuk menyingkirkan Novel Baswedan dan kawan-kawan," kata Ferdinand kepada Kureta, Jumat, 14 Mei 2021.

Dia menegaskan, isu yang berkembang ini semakin tidak sehat dan membuat publik kebingungan. Padahal, KPK melibatkan BIN, BAIS, BNPT, BKN dan Pusat Psikologi TNI Angkatan Darat, untuk melaksanakan TWK.

"Masa lembaga-lembaga negara sebesar ini dituduh merekayasa sesuatu hanya untuk menyingkirkan Novel Baswedan dkk? Memangnya Novel siapa makanya harus butuh lembaga besar untuk menyingkirkan dia? Berlebihan saja," ujarnya.

Selain menjawab tentang FPI dan HIT, Ferdinand meminta KPK memperlihatkan ke publik hasil tes yang dilakukan kepada Novel Baswedan dkk.

"Saya pikir untuk mengakhiri konflik dan perdebatan ini, dan agar publik tidak dibuat bingung oleh narasi-narasi provokatif dari kelompok pendukung Novel, ada baiknya KPK membuka saja data tes mereka ke publik.

Atau kita tuntut Novel Baswedan dkk untuk menjawab terbuka menjelaskan sikap mereka terkait dengan FPI dan HTI serta ideologi tunggal Pancasila," tuturnya.

"Saya pikir jawaban mereka terhadap pertanyaan singkat ini akan menjelaskan ke publik mengapa mereka tidak lulus TWK. Bahkan tampaknya perlu juga para pendukungnya menjawab pertanyaan yang sama. Berani?" ucap Ferdinand menambahkan.[]

Diterbitkan di Berita

PORTAL JEMBER – Politikus Ferdinand Hutahaean membantah pernyataan pengacara senior Bambang Widjojanto yang menyebut penyidik senior Novel Baswedan adalah insan terbaik KPK.

Ferdinand Hutahaean melalui akun Twitter pribadinya membalas cuitan Bambang Widjojanto karena ia merasa hal itu tidaklah benar.

Menurut Ferdinand, Novel Baswedan tidak pantas disebut sebagai insan terbaik KPK karena gagal dalam uji wawasan kebangsaan.

“Insan terbaik? Wawasan Kebangsaan saja gagal lu bilang terbaik?,” cuit Ferdinand, dilansir PORTAL JEMBER dari akun Twitter @FerdinandHaean3, 4 Mei 2021.

 

 

Eks politisi Demokrat tersebut menganggap lucu penyataan Bambang Widjojanto karena tidak berdasarkan kenyataan.

Bahkan, menurut Ferdinand, pernyataan Bambang tersebut seolah dia sok pintar dan merasa dirinya paling benar.

“Hahahaha kenapa makin banyak pelawak jaman sekarang?, Asal bicara merasa dirinya paling pintar, paling sempurna, paling baik, paling sekolahan,” kata Ferdinand.

Di akhir cuitannya, Ferdinand berpendapat bawha bangsa ini membutuhkan orang yang mencintai negerinya dan juga Pancasila kiblat NKRI.

“Brur, bangsa ini butuh orang yang mencintai negerinya dan Pancasila,” tandas Ferdinand Hutahaean.

Sebelumnya, Bambang mengatakan Novel Baswedan adalah insan terbaik KPK pasca beredarnya kabar bahwa ia akan dipecat bersama dengan puluhan pegawai lainnya.

Menurut Bambang, putusan KPK tersebut adalah tindakan salah, karena selama ini Novel telah mengangkat marwah KPK.

Selain itu, Bambang juga mengatakan bahwa saat ini Novel tengah mengusut kasus korupsi Bansos hingga adanya unsur pimpinan KPK sendiri.

“PEMBUSUKAN di KPK makin DEGIL & BENGIS. Insan terbaik di KPK tengah DISINGKIRKAN. Mereka yang terbukti menegakkan marwah KPK, dihabisi.

Padahal, ada belasan kasus MEGA KORUPSI sedang diperiksa mreka, mulai dari Bansos, Pimpinan DPR penyidik dan unsur Pimpinan KPK sendiri,” cuit Bambang dalam akun Twitter @KataBewe.***

Diterbitkan di Berita

GenPI.co - Soal calon pengganti Megawati Soekarnoputri sebagai Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), saat ini makin kencang terdengar.  Dua keturunan Megawati pun digadang-gadang menjadi penerusnya, yaitu Puan Maharani dan Prananda Prabowo.

Mantan politikus Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean blak-blakan menyuarakan, agar melakukan konvensi terbuka untuk mengetahui siapa yang layak memimpin PDIP mengantikan Megawati dari posisinya sebagai ketua umum selama bertahun-tahun.

"PDIP menjadi salah satu pilar partai penjaga NKRI dan Pancasila. Saya sangat berharap calon penganti Megawati tidak dibatasi hanya di Prananda dan Puan Maharani," ucap Ferdinand kepada GenPI.co, Selasa (13/4/2021).

Pria berdarah Batak ini mengusulkan untuk membuka pintu selebar-lebarnya siapa pun kader PDIP yang berpotensi memimpin partai tersebut ke depannya.

"Jangan sampai hanya ingin mempertahankan dinasti jadi membatasi pilihan hanya jatuh pada kedua keturunan Megawati, hal tersebut hanya membuat PDIP menurun aura partainya," tutup Ferdinand. (*)


Diterbitkan di Berita

BeritaHits.idPolitisi Ferdinand Hutahaean memberikan kritikan keras perihal pernyataan Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera yang kembali viral.

Dalam sebuah artikel menyebutkan Mardani Ali Sera meminta pemerintah untuk memberikan keadilan terhadap WNI eks ISIS.

Sontak, hal tersebut pun ditanggapi oleh Ferdinand Hutahaean melalui akun Twitter @FerdinandHaean3.

Ferdinand meminta Mardani untuk berbicara dengan WNI eks ISIS. Menurut Ferdinand, mereka bahkan tidak memberikan keadilan terhadap negara dan rakyatnya.

 

 

 

"Hei saudara Mardani Ali Sera, mengapa engkau tidak coba bicara kepada para eks WNI anggota ISIS itu untuk adil terhadap Indonesia dan rakyatnya yang tak mau hidup dalam bayang-bayang ketakutan yang ditebar oleh teroris?" ujarnya, dikutip Beritahits.id.

Selanjutnya, Ferdinand mengatakan bahwa keadilan yang benar itu ialah menolak WNI eks ISIS untuk kembali menjadi WNI.

Menurut Ferdinand, tanpa mereka masih banyak WNI yang setia dengan negara Indonesia.

"Adil itu menolak WNI eks anggota ISIS kembali jadi WNI. Masih banyak rakyat yang setia NKRI," jelasnya.

Sebelumnya, Mardani Ali Sera pernah bersikeras meminta pemerintah untuk memulangkan WNI eks ISIS ke tanah air.

 Menurutnya, emulangan WNI eks ISIS ini harus dilakukan dengan penanganan serius.

Mardani mengaku kasihan melihat WNI eks ISIS yang hidup di sana. Sebab, banyak di antara mereka hanya mengikuti keluarganya atau ayahnya yang mengangkat senjata.

Dirinya juga menyetujui jika pemulangan WNI eks ISIS dilakukan dengan menyertakan program deradikalisasi yang melibatkan Kementerian Agama, Badan Intelijen Negara (BIN), Kementerian Sosial, hingga kementerian bidang perekonomian.

Diterbitkan di Berita

INDOZONE.IDBelakangan ini, mantan Sekretaris Kementerian BUMN Said Didu menjadi bulan-bulanan netizen lantaran mengunggah foto saat memeroleh suntikan vaksin COVID-19.

Sebab, Said selama ini dikenal aktif mengkritik kebijakan vaksinasi tersebut. Tak lama usai menuai bully, Said akhirnya menghapus unggahannya tersebut.

Akan tetapi, tangkapan layar cuitan melalui akun Twitter @msaid_didu itu sudah beredar luas.

"Penjelasan kenapa saya ikut vaksinasi :1) saya menghormati program vaksinasi KemBUMN yg undang eks KemBUMN 2) dari dulu saya setuju vaksinasi 3) yg saya protes adlh mekanisme pengadaan dan uji klinis vaksin dari China 4) stlh semua uji dilalui artinya vaksin tsb aman," tulis Said melalui Twitter.

 

Sebelum dihapus, Said Didu awalnya mengunggah foto saat disuntik vaksin. Dia pun mengucap syukur lantaran sudah melaluinya.

 

"Alhamdulillah vaksinasi I," tulis Said, Kamis (18/3/2021) kemarin.

Sindiran pun datang dari mantan politikus Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean dan pegiat media sosial Denny Siregar.

Sebab, Said dikenal aktif mengkritik kebijakan pemerintah soal vaksinasi tersebut. Melalui akun Twitter @FerdinandHaean3, Kamis (18/3/2021), Ferdinand memberi selamat kepada Said.
Tak hanya itu, Ferdinand bahkan mengusulkan agar Said dibuatkan patung.

 

"Selamat bang, semoga sehat selalu setelah divaksin. Sbg org yg pd awalnya berkomentar miring bahkan menolak atau meragukan vaksin Sinovac dari Cina, abang layak dijadikan contoh dan dibuatkan patung vaksinasinya diruang publik menjadi contoh panutan spy semua warga mau divaksin," tulis Ferdinand.

 

Pegiat media sosial Denny Siregar juga menyindir mantan Sekretaris Kementerian BUMN Said Didu yang akhirnya menerima vaksin COVID-19.

Melalui akun Twitter @Dennysiregar7, Kamis (18/3/2021), Denny awalnya bertanya soal kabar Said telah disuntik vaksin.
 

Seperti diketahui, Said aktif mengkritik kebijakan pemerintah soal vaksinasi.

 

"Eh maaf, numpang nanya...@msaid_didu udah divaksin ya?" tanya Denny.

Tak lama kemudian, Denny mengunggah tangkapan layar cuitan Said yang menunjukkan dirinya sedang disuntik vaksin. 

 

"Oh sudah vaksin ternyata...," cuit Denny dibumbui moticon tertawa.

 

Oh sudah vaksin ternyata... 😂😂😂 https://t.co/Zjm5scYgHp

— Denny Siregar (@Dennysiregar7) March 18, 2021 ">

 

 

Diterbitkan di Berita

PORTAL JEMBER – Mantan Politisi Patrai Demokrat Ferdinand Hutahaean menyoroti mimik muka atau ekspresi Ketua Umum PKS, Mardani Ali Sera saat mendengarkan statemen Rocky Gerung dalam sebuah acara diskusi.

Hal itu diungkapkan Ferdinand dalam akun Twitternya karena melihat ekspresi Mardani Ali yang tampak tertawa kecil saat mendengarkan penjelasan Rocky Gerung.

“Wajah @MardaniAliSera tampak sumringah tertawa mendengar statemen Rocky Gerung,” cuit Ferdinand, dilansir PORTAL JEMBER dari akun Twitter @FerdinandHaean3, 6 Maret 2021.

Bahkan dengan keras Ferdinand mengatakan bahwa hal tersebut sebagai bentuk kualitas yang rendah dari politisi PKS saat mendengarkan pernyataan yang menurutnya bodoh.

 

 

“Begitulah kualitas rendah politisi PKS ini, tertawa bahagia mendengar sebuah kebodohan,” kata Ferdinand.

Hal tersebut dilayangkan Ferdinand menanggapi sebuah tayangan diskusi antara Rocky Gerung, Mardani Ali Sera dan beberapa tokoh politik lainnya.

Pembahasan dalam diskusi tersebut membicarakan mengenai kebijakan presiden yang mencabut Perpres Miras dan seruan mencintai produk dalam negeri serta membenci produk asing.

Dalam statemennya, Rocky Gerung mengatakan bahwa Jokowi adalah produk dalam negeri yang gagal.

Hal tersebut kemudian dibantah oleh peserta lainnya karena dianggap tidak pantas jika Rocky menyatakan hal tersebut kepada orang nomer satu di Indonesia.

Akhirnya terjadi perdebatan sengit yang membuat suasana diskusi menjadi tak kondusif dan membuat Mardani tertawa kecil.

 

Diterbitkan di Berita
Halaman 1 dari 2