Konten ini diproduksi oleh kumparan
 
Lembaga survei Development Technology Strategy (DTS) Indonesia merilis hasil survei terbarunya yang digelar minggu pertama hingga keempat Oktober 2021. Hasilnya, dalam survei capres, Ganjar masih di urutan teratas.

“Ada tiga nama capres yang secara konsisten memiliki rating tertinggi berdasarkan temuan survei, yaitu Ganjar Pranowo (31,57%), Prabowo Subianto (28,10%), dan Anies Baswedan (24,58%),” kata Direktur Eksekutif DTS Indonesia Ainul Huda, Minggu (14/11).

Selain itu, temuan lembaga survei yang berdiri tahun 2018 itu, terdapat beberapa calon alternatif seperti Ridwan Kamil, Erick Thohir, Sandiaga Uno dan AHY.

Meski ketiga kandidat selalu menempati urutan teratas dalam beberapa skenario yang disusun di survei (21 nama, 7 nama, 3 nama), dinamika dan perubahan distribusi pemilih masih terjadi.

“Dengan kata lain, belum ada kandidat yang secara konsisten lebih superior dibanding lainnya. Dalam skenario tiga nama capres, jika Prabowo tidak mencalonkan diri dan digantikan oleh figur lain, maka persaingan akan lebih ketat,” urai Huda. 

Dalam sejumlah simulasi, jika tiga capres itu adalah Ganjar, Anies dan Ridwan Kamil, maka selisih rating Ganjar dan Anies akan tipis. “Komposisinya Ganjar (33,33%), Anies (32,70%), dan Ridwan Kamil (13,49%). Pendukung Prabowo sebagian besar akan berpindah dukungan ke Anies,” beber Huda.

Simulasi lainnya, jika tiga nama capres itu Anies, Ganjar dan Erick Thohir, maka Anies akan mengungguli Ganjar, dengan komposisi Anies (38,51%), Ganjar (34,31%) dan Erick (4,59%). Sebagian besar pendukung Prabowo berpindah ke Anies.

“Jika tiga pasangan capres itu Prabowo, Anies dan Erick Thohir, Prabowo sedikit unggul dari Anies, dengan komposisi Prabowo (34,85%), Anies (33,09%) dan Erick (10,41%). Pendukung Ganjar akan berpindah ke Prabowo dan sebagian kecil ke Erick,” tandas Huda.

 

Sumber: https://kumparan.com/kumparannews/survei-dts-elektabilitas-ganjar-31-57-prabowo-28-10-anies-24-58-1wuwZsUCysq/full

 

 

 
Diterbitkan di Berita

KBRN, Jakarta: Ketua PWNU Jatim KH Marzuki Mustamar mengklarifikasi pemberitaan dari media online detik.com dan secara tegas menyatakan tidak pernah ada kata - kata dukungan pada Anies Baswedan. 

Sebab Kedatangan Anies Baswedan ke Ponpes Sabilurrosyad KH Marzuki Mustamar, Kota Malang, Jum'at (12/11/2021) hanya bentuk silaturahim saja dan tidak ada maksud memberikan dukungan politik kepada Anies Rasyid Baswedan sebagai capres. 

"Saya tidak ada memberikan dukungan kepada Anies untuk menjadi Capres, dan ucapan saya kepada sekelompok anak kecil bersama ibunya yang minta foto, sangat disayangkan diplintir seolah saya mendeklarasikan Anies sebagai calon presiden, padahal sama sekali tidak ada deklarasi tersebut," ujar KH Marzuki Mustamar melalui keterangan pers, Sabtu (13/11/21).

Kyai Marzuki juga menyayangkan rekan media yang membuat asumsi seolah - olah hal tersebut menjadi dukungan politik. “Sama sekali tidak ada calon calonan, dukung-dukungan kepada Anies Baswedan. Lagi pula kontestasi ini masih sangat jauh," tegas Kyai Marzuki.

KH Marzuki Mustamar membeberkan kronologis tersebut berawal dari, seusai solat Jumat, Anies jalan bersama dengan KH Marzuki, terus di tengah perjalanan bertemu dengan anak-anak kecil dan ibu-ibunya. 

Ibunya anak itu menyuruh anak-anak foto dengan Anies, KH marzuki bilang kepada anak TK itu "ini kalau mau foto ada calon presiden".

"Jadi kalau ada yang percaya dan menanggapi itu sebagai deklarasi mendukung Anies, sama saja dengan anak kecil. Kepada rekan - rekan media tolong jangan menganggap hal tersebut menjadi serius," lanjut Kyai Marzuki.

KH Marzuki menjelaskan kehadiran Anies Baswedan ke Ponpes Sabilurrosyad tak pernah dijadwalkan sebelumnya. "Tahunya ndadak (mendadak), saya diberi tahu, katanya Pak Anies mau datang. Kami dari kemarin keliling, terus pagi tadi ada kabar," ujar KH Marzuki.

Menurutnya, isi silaturahmi tersebut juga hanya bertukar pikiran bagaimana menyatukan visi-misi bahwa NKRI nomor satu dan jangan mengedepankan kepentingan apapun dan yang ada untuk menguatkan NKRI dan harus adil kepada semua.

Diterbitkan di Berita

JAKARTA, NETRALNEWS.COM - Kabar Pulau Reklamasi bakal menjadi salah satu opsi tempat penyelenggaraan Formula E malah membuat Gubernur Anies Baswedan dicibir Ferdinand Hutahaean.

“Ketika yang HARAM jadi DIHALALKAN demi menyelamatkan diri dari JERAT HUKUM. Reklamasi yang ditolak kini akan digunakan salah satu opsi balapan tak jelas Formula E,” kata Ferdinand melalui akun Twitternya, Kamis 7 Oktober 2021.

“Nies, makanya kalau mikir jgn pake dengkul, gini kan jadinya? Sdh ruwet, malu dong..! Ehhh punya malu ngga sih?” imbuhnya.

Untuk diketahui, perhelatan ajang balap Formula E Jakarta batal digelar di kawasan Monumen Nasional (Monas). JakPro selaku penyelenggara sudah menyiapkan lima lokasi alternatif untuk venue ajang balap mobil listrik itu.

Direktur JakPro Gunung Kartiko mengatakan Formula E batal digelar di Monas karena terkendala perizinan. "Venue yang jelas bukan di Monas, itu aja clue-nya," kata Gunung seperti dinukil CNN Indonesia, Rabu (6/10).

Gunung mengatakan pihaknya sudah mencarikan lima lokasi alternatif yang juga menjadi ikon Ibu Kota. Namun Gunung masih belum mau membocorkan lima lokasi tersebut.

"Jadi kita cari lokasi ikon Jakarta yang memang menunjukkan Jakarta. Ada banyak, ada lima alternatif," imbuh dia. Gunung mengatakan, JakPro hanya menyiapkan lima tempat alternatif itu.

Kemudian, Formula E Operations (FEO) selaku promotor akan melakukan survei terhadap tempat-tempat tersebut. Survei akan dilakukan oleh FEO pada Oktober ini. Setelah survei baru akan diputuskan final tempat yang akan ditunjuk untuk menggelar Formula E.

Opsi Sirkuit di Pulau Reklamasi

Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan ada beberapa lokasi yang disiapkan menjadi sirkuit Formula E yang rencananya digelar pada Juni 2022 mendatang.

Beberapa di antaranya adalah Senayan hingga Pantai Maju di Pulau D dan Pantai Bersama di Pulau G. Dua pantai terletak di pulau reklamasi di Teluk Jakarta.

"Tadi disampaikan oleh Direktur Jakpro tidak di Monas, ada lima alternatif nanti akan dicek lokasi terbaik. Macam-macam lah, di antaranya di Senayan, di Pantai Maju, (Pantai) Bersama, dan lain-lain," kata Riza di Balai Kota Jakarta semalam.

Izin Formula E di Monas Terkendala

Masalah izin penyelenggaraan Formula E di Monas sempat mengemuka pada awal 2020. Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg) selaku Komisi Dewan Pengarah Kawasan Medan Merdeka sempat melarang Monas jadi venue balapan Formula E.

Hal tersebut mempertimbangkan cagar budaya di kawasan Monas. Selain itu ada kegiatan pengaspalan yang membuat gelaran Formula E tak memungkinkan digelar di kawasan tersebut.

Belakangan Kemensetneg akhirnya mengizinkan, meski dengan berbagai syarat yang harus dipatuhi oleh pemprov DKI dalam merencanakan konstruksi lintasan tribun penonton dan fasilitas lainnya harus dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan, antara lain UU No 11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya.

Project Director JakPro Mundur

Di tengah persiapan penyelenggaraan Formula E 2022, Project Director Sportainment Jakpro, Muhammad Maulana mengundurkan diri dari jabatannya. Dia sebelumnya ikut terlibat dalam penyelenggaraan ajang balap mobil Formula E.

Gunung mengonfirmasi kabar tersebut. Namun, ia menepis anggapan bahwa Maulana mundur terkait Formula E. "Itu di Jakpro selevel kadiv, yang pegang SBU. Jadi sebagai seorang karyawan Jakpro mengundurkan diri itu suatu hal yang wajar. Biasa gitu ya," ujarnya.

Mundurnya Maulana, menurut Gunung selayaknya pengunduran diri biasa yang diajukan oleh karyawan kepada perusahaan. Dia tak ingin kabar pengunduran diri Maulana menjadi kehebohan karena dikaitkan dengan Formula E.

"Jangan dikait-kaitkan dengan Formula E. Dia berhaklah untuk mengundurkan diri, mungkin dia punya karir yang lain," kata Gunung.

Reporter : Taat Ujianto
Editor : Sulha Handayani

Diterbitkan di Berita

Jakarta, IDN Times - DPRD DKI Jakarta akan menggelar rapat paripurna, membahas hak interpelasi Formula E kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi mengungkapkan, rapat paripurna bakal digelar pada Selasa (28/9/2021).

"Badan musyawarah DPRD DKI Jakarta menyetujui pelaksanaan rapat paripurna mengenai penjelasan lisan, dan hak bertanya (interpelasi) tentang penyelenggaraan Formula E yang akan digelar besok, 28 September 2021," tulis Prasetyo di akun Instagramnya @prasetyoedimarsudi, Senin (27/9/2021).

1. PSI mendesak paripurna penentuan hak interpelasi segera dilaksanakan

DPRD DKI Besok Paripurna Bahas Interpelasi Anies soal Formula E
Sekjen Kemendagri Hudori bersama dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria pada Rapat Paripurna DPRD Provinsi DKI Jakarta Memperingati HUT ke-494 Kota Jakarta di Ruang Rapat Paripurna, Gedung DPRD DKI Jakarta, Selasa (22/6/2021). (Dok. Kemendagri)
 
Isu mengenai interpelasi Formula E kepada Anies Baswedan sudah sebulan terbengkalai. Sebelumnya, fraksi PSI DKI Jakarta mendesak DPRD menggunakan hak interpelasi untuk membawa isu ini ke sidang paripurna, karena sudah menjadi kewajiban anggota dewan.
"Kami kembali lagi meminta, mendorong, mendesak kepada para pimpinan DPRD, agar segera menjalankan paripurna interpelasi," kata Ketua DPW PSI Jakarta Michael Victor dalam keterangan pers secara daring, Rabu (22/9/2021).

2. Sudah ada 33 anggota DPRD setuju menggunakan hak interpelasi Formula E

DPRD DKI Besok Paripurna Bahas Interpelasi Anies soal Formula E
IDN Times/Gregorius Aryodamar P

Diketahui, ada dua fraksi yang mengajukan interpelasi pada Anies, yakni PSI dan PDIP. Hal ini dilakukan guna memperjelas isu Formula E di Ibu Kota yang masuk dalam isu prioritas Anies pada 2022.

Michael mengungkapkan rapat paripurna jadi kewajiban berkenaan dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014, tentang MPR, DPR, DPRD dan DPD (MD3). Kemudian, Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2018 dan juga tata tertib DPRD DKI Jakarta.

Sudah ada 33 anggota DPRD DKI yang menggunakan hak interpelasinya. "Semua itu menyatakan setelah interpelasi mendapatkan 15 tanda tangan, usulan itu sudah siap secara administrasi, maka harus diparipurnakan," kata dia.

3. Waktu sebulan seharusnya sudah cukup untuk Anies siapkan manuver

DPRD DKI Besok Paripurna Bahas Interpelasi Anies soal Formula E
Facebook.com/AniesBaswedan

Michael bahkan mengungkapkan selama satu bulan, seharusnya Anies sudah bisa menyiapkan jawaban terkait isu Formula E sejak pimpinan DPRD DKI Jakarta menerima pengajuan interpelasi dari anggotanya, dan menurut dia itu waktu yang cukup lama.

"Saya rasa satu bulan waktu yang cukup juga untuk pak Gubernur melakukan manuver politik. sekarang kita bawa saja ke Paripurna hasil akhirnya seperti apa," ujarnya.

Maka dari itu, menurut Michael, perlu ada penyelesaian perang opini bagi partai atau anggota DPRD, baik secara individu atau kelompok, untuk mempertimbangkan apakah interpelasi ini perlu atau tidak.

Diterbitkan di Berita

3 Rintangan Anies Baswedan Maju Pilpres 2024

Selasa, 21 September 2021 13:54

Jakarta, CNN Indonesia -- Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno menilai tidak mudah bagi Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk berkompetisi dan memenangi pemilihan presiden atau Pilpres 2024 mendatang.

Peluang Anies terjun bertarung di Pilpres 2024 belakangan menjadi sorotan. Plt Ketua Umum PSI, Giring Ganesha bahkan sampai lantang menyatakan tak rela jika kelak Anies menjadi presiden Republik Indonesia. Adi memaparkan setidaknya ada tiga jalan terjal yang mesti dilalui Anies.

"Saya justru melihatnya berat ya. Ada tiga jalan terjal yang mesti dilalui oleh Anies mulai tahun depan, setelah tidak lagi jadi gubernur," kata Adi saat dihubungi CNNIndonesia.com, Selasa (21/9).

Diketahui, pada 2022 mendatang, Anies akan meletakkan jabatannya sebagai gubernur DKI Jakarta. Pilkada selanjutnya digelar pada 2024.

Menurut Adi, bukan perkara gampang bagi Anies untuk merawat elektabilitasnya sebab akan menganggur secara politik selama kurang lebih dua tahun. "Itu bisa saja membuat elektabilitas terjun bebas karena sudah tidak ada lagi panggung politik," ucap Adi.

Jalan terjal kedua, menurutnya, lantaran status Anies yang bukan kader partai. Anies, kata dia, bakal susah mencari dukungan politik di tengah situasi para ketua umum dan elite parpol tengah berambisi maju untuk mendapatkan coat-tail effect.

Situasi itu, bakal lebih sulit lantaran ia menilai Anies tidak memiliki logistik yang besar. "Apalagi saat yang bersamaan Anies tidak terlihat punya logistik untuk melakukan mobilisasi dukungan dari partai.

Bisa saja partai itu mengalirkan dukungan ke Anies, kalau punya bekal dan logistik yang luar biasa," kata Adi. Adi menyatakan, sejauh ini, satu-satunya parpol yang secara terang-benderang meng-endorse Anies hanya PKS.

Sikap politik itu, menurutnya justru aneh lantaran PKS merupakan partai kader dan saat ini memiliki sejumlah nama potensial. "Belum tentu Anies beri dampak elektoral ke PKS, kok PKS ini sangat bernafsu dengan anies, kecuali Anies di-PKS kan," katanya.

Lebih lanjut, ia mengatakan, jalan terjal ketiga yang mesti dilalui Anies adalah banyaknya kompetitor yang juga muncul. Ia menyinggung nama Menteri Pertahanan Prabowo Subianto hingga Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

"Karena saat ini Anies satu-satunya orang yang berada di luar kekuasaan. Kalau mau jujur sebenarnya Sandi, Prabowo, Ganjar itu masuk barisan koalisi pemerintah. Jadi lawan yang dihadapi Anies bukan perkara gampang," katanya.

Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ahmad Syaikhu sebelumnya menyatakan secara terbuka bahwa pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno sudah terbukti dipercaya masyarakat saat Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu.

Atas dasar itu dia menyebut Anies-Sandi sebagai sebuah keniscayaan di Pilres 2024. Nama Anies sendiri kerap muncul dalam survei elektabilitas Pilpres 2014.

Mayoritas lembaga survei menempatkan nama Anies dalam daftar lima besar tokoh dengan elektabilitas tinggi, bersaing ketat dengan Prabowo dan Ganjar. Ketum PSI Giring Ganesha belakangan menyentil Anies Baswedan sebagai pejabat tukang bohong.

Dia mewakili partainya kecewa dengan kebijakan Anies yang masih ngotot untuk menggelar Formula E di tengah polemik anggaran dan situasi pandemi yang masih belum juga reda. Anies belum memberi tanggapan soal tudingan Giring.

Dia pun selama ini enggan merespons urusan Pilpres 2024. Beberapa kali Anies kerap menyatakan saat ini dia hanya ingin fokus bekerja mengurus Jakarta.

(yoa/gil)

Diterbitkan di Berita

JAKARTA, NETRALNEWS.COM - Hari ini, Selasa 21 September 2021, KPK menjadwalkan pemeriksaan terhadap Gubernur Anies Baswedan terkait kasus tanah di Munjul.

Warganet langsung riuh rendah. Di akun FB Mak lambe Turah, banyak netizen memberikan komentar pedas.

LTY: “Jadi begitu sodara sodara pemirsa.... Cuman diperiksa doang ko... Santaiii..... Jangan panjang2 kepsennya takut entar sepatu Mak bisa ilang #eh.”

Sanubari Budiman: “Paling kpk sdh di undang makan malam... Wakakaka... Mingkem kabeh.”

Kuaswi: “Periksa...oh....periksa.... Teganya.....teganya...... Dirimu periksa.....”

Ani Purbalingga: “Emng smua ber awl dr d perixa kan?”

Untuk diketahui, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), hari ini Selasa 21 September 2021, akan meminta keterangan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Pemeriksaan itu sebagai saksi terkait kasus dugaan korupsi pengadaan tanah di Munjul, Jakarta Timur.

Plt Jubir KPK Ali Fikri mengatakan, memang penyidik mengagendakan untuk meminta keterangan terhadap Anies Baswedan. Juga kepada Ketua DPRD DKI Prasetyo Edi Marsudi.

"Pemanggilan saksi untuk tersangka YRC (mantan Dirut Perumda Sarana Jaya Yoory Corneles) dan kawan-kawan, diantaranya yaitu Anies Baswedan selaku Gubernur DKI Jakarta," kata Ali Fikri

KPK telah menetapkan lima tersangka dalam kasus dugaan korupsi pengadaan tanah di Munjul, Jakarta Timur. Mereka yakni mantan Direktur Utama Perumda Sarana Jaya Yoory Corneles, Direktur PT Adonara Propertindo Tomy Ardian, Wakil Direktur PT Adonara Propertindo Anja Runtuwene, dan Direktur PT Aldira Berkah Abadi Makmur Rudy Hartono Iskandar. Lembaga Antikorupsi juga menetapkan PT Adonara Propertindo sebagai tersangka korporasi kasus ini.

Kasus ini bermula ketika Perumda Sarana Jaya diberikan proyek untuk mencari lahan di Jakarta untuk dijadikan bank tanah. Perumda Sarana Jaya memilih PT Adonara Propertindo sebagai rekanan untuk mencarikan lahan yang bisa dijadikan bank tanah.

Setelah kesepakatan rekanan itu, Yoory dan Anja menyetujui pembelian tanah di bilangan Jakarta Timur pada 8 April 2019. Usai kesepakatan, Perumda Sarana Jaya menyetorkan pembayaran tanah 50 persen atau sekitar Rp108,8 miliar ke rekening Anja melalui Bank DKI.

Setelah pembayaran pertama, Yoory mengusahakan Perumda Sarana Jaya mengirimkan uang Rp43,5 miliar ke Anja. Uang itu merupakan sisa pembayaran tanah yang disetujui kedua belah pihak.

Dari pembelian itu, KPK mendeteksi adanya empat keganjilan yang mengarah ke dugaan korupsi. Pertama, pembelian tanah tidak disertai kajian kelayakan objek. Kedua, pembelian tanah tidak dilengkapi dengan kajian apprasial dan tanpa didukung kelengkapan persyaratan yang berlaku.

Ketiga, pembelian tanah tidak sesuai dengan prosedur dan dokumen pembelian tidak disusun secara tanggal mundur. Keempat, adanya kesepakatan harga awal yang dilakukan Anja dan Perumda Sarana Jaya sebelum proses negosiasi dilakukan.

Reporter : Taat Ujianto
Editor : Irawan HP

Diterbitkan di Berita

JAKARTA, NETRALNEWS.COM - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta membangun sebuah tugu berbentuk sepatu. Tugu ini dibangun di kawasan Sudirman persis di dekat Stasiun Sudirman BNI City, Jakarta Pusat.

Namun sayang hasil kerja keras Gubernir Anies Baswedan itu banyak dikomentari oleh berbagai pihak, salah satunya pegiat media Sosial, Denny Siregar (DS). Di akhir cuitannya, Denny masih penasaran apa gunanya pembangunan tugu tersebut. "Buat nendang?," ujar Denny.

Cuitan Denny pun direspon berbagai komentar oleh netizen, Berikut rangkuman komentar netizen yang terpantau Netralnews.com, Sabtu (18/9/2021).

@Hutabarat_DM17: Buat anggaran biar bisa di korupsi,buat tugu lagi mayan ada dana keluar,habis itu rubah lagi tugu nya tugu monyet,mayan lagi dana keluar,mumpung bisa di olah,mane ICW diem aja gak ada nyayi nya.

@Ayyun Zahwa: Tugu bambu, tugu sepeda, tugu peti mati, tugu sepatu...ini faedahnya apa ya?.kayak anak PAUD sedang main "playdogh". Mending anak PAUD, kreatifitas dan imajinasi mereka berkembang. Lha ini pemborosan, mubazir dan unfaedah..Pemimpin yg pola pikirnya masih "kanak kanak"..

@AriSisw62447767: Bener juga ya, pepatah,, kalau dah benci,apapun yg dilakukan akan salah terus, dan sebaliknya jika dah di puja2 salah pun akan di bela,,,

@simbolonmarudu1: Mungkin Taunya Begitu2 Doank Kali, Cara Untuk Ngabisin Uang Rakyat. Nanti Nggak Pake Lama Dibongkar, Sudah Dibongkar, Kelebihan Bayar Pula.

@aswan691: biar dibilang ada kerja ( penghamburan dana daerah  untuk yg kedua kali ) masih inget nge cat genteng rumah dipasar minggu..?

Reporter : Sesmawati
Editor : Sulha Handayani

Diterbitkan di Berita

JAKARTA, NETRALNEWS.COM - Politikus Partai Gerindra Arief Poyuono membuat video sentilan terhadap Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang baru-baru ini viral karena terperosok ke got.

Video itu diunggah di akun Twitter Arief, @bumnbersatu. Dalam video tersebut, Arief ditanya rekannya soal arti tulisan 'GAP' pada baju yang ia kenakan.

"Kaos GAP ini jangan-jangan (artinya) Gerakan Arief Poyuono atau Gerakan Arief Presiden nih?" tanya perekam video seperti dilihat di @bumnbersatu, Selasa (14/9/2021).

Menanggapi pertanyaan itu, Arief mengatakan kalau ia hanya orang biasa dan posisinya di partai cuma sebagai anggota, sehingga tak pernah terlintas di benaknya untuk mencalonkan diri jadi presiden.

"Presiden? Ngaco aja. Saya mah orang biasa, anggota partai aja bukan pengurus partai," jawab Arief Poyuono. Perekam video kembali bertanya "Tapi kalau rakyat mendukung nggak apa-apa kan?".

Menjawab pertanyaan tersebut, Arief menegaskan bahwa sekalipun rakyat menginginkan, ia akan menolak dicalonkan sebagai presiden. Pasalnya, lanjut Arief, dirinya tidak ingin terperosok ke got seperti Gubernur Anies hanya karena memikirkan Pilpres 2024.

"Ya nggak mau mas, nggak mikir mas, nanti banyak pikiran kejeblos got kayak Anies, iya kan?. Mikirin Pilpres 2024 terus mikirin Formula E, kejeblos saya di selokan," sentil Arief Poyuono.

Sebelumnya, video yang menampilkan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan kecemplung ke dalam got sempat viral di media sosial beberapa hari lalu.

Dalam video itu, Anies terlihat berjalan bersama rombongan sambil melambaikan tangan ke arah warga yang menyapanya. Lantaran tak memperhatikan jalan, Anies tiba-tiba terperosok ke got.

Beberapa orang yang berada di lokasi langsung cekatan membantu mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu keluar dari got.

Peristiwa itu terjadi saat Anies meninjau kegiatan vaksinasi di sentra vaksin Tanah Merah, Koja, Jakarta Utara pada Sabtu (11/9/2021). Anies juga menceritakan kejadian tersebut melalui berbagai akun media sosialnya.

Anies mengatakan, setelah terperosok ke got, ia mengganti sepatunya dengan sendal namun sendal itu juga putus. Anies pun mengaku berjalan tanpa memakai alas kaki hingga akhirnya mendapat sepatu pinjaman.

"Perjalanan seru tadi di Sentra Vaksinasi Tanah Merah. Kecebur got, ganti sandal jepit. Eh, sandalnya putus. Sempat nyeker sampai dapat sepatu pinjaman," tulis Anies di akun Twitternya, Sabtu (11/9/2021).

Reporter : Adiel Manafe
Editor : Nazaruli

Diterbitkan di Berita

 

TRIBUNJAKARTA.COM - Hak interpelasi yang sedang diusahakan Fraksi PDI Perjuangan DPRD DKI terhadap Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dinilai justru bisa berdampak positif.

Interpelasi tersebut bisa dimanfaatkan Gubernur untuk menyampaikan terang-benderang kepada warga Jakarta bahwa gelaran Formula E bermanfaat.

"Ini bisa jadi panggung untuk mendapatkan dukungan semua pihak, supaya Formula E benar-benar diyakinkan punya nilai positif untuk masyarakat, dan akhirnya mendapat dukungan," ujar pengamat politik Yunarto Wijaya, Rabu (1/9/2021).

 Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia itu meyakinkan, keuntungan itu bisa berbalik menjadi kerugian bila yang terjadi Gubernur justru lebih memilih mengumpulkan perwakilan tujuh Fraksi sebagai bentuk penolakan terhadap hak interpelasi di DPRD DKI Jakarta.

"Menolak dengan cara melakukan lobi-lobi politik untuk membatalkan, membungkam hak yang dimiliki DPRD, jangan salahkan bila ada pihak yang curiga, jangan-jangan ini bermasalah," ungkap Yunarto.

Sebanyak tujuh Fraksi di DPRD DKI Jakarta menghadiri jamuan makan malam yang digelar Anies Baswedan di rumah dinasnya sesaat setelah PDI Perjuangan dan PSI resmi menggulirkan hak interpelasi atas penyelenggaraan Formula E.

Tujuh fraksi tersebut Partai Gerindra, Partai Demokrat, PKS, Partai NasDem, Golkar, dan PKB-PPP. Sejumlah pimpinan fraksi juga sontak menolak digulirkannya hak interpelasi, salah satunya Partai Golkar.

Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD DKI Jakarta Nasri Baco menyebut hak interplasi yang dilancarkan fraksi PDI Perjuangan dan PSI hanya lelucon belaka.

Ia menjelaskan, mengenai penyelenggaraan Formula E yang ditargetkan terselanggara di Juni 2022 dapat dituntaskan dalam rapat di komisi. Yunarto menyebut seluruh pihak harus tuntas terlebih dahulu mengenai makna dan arti hak-hak yang dimiliki legislator di Jakarta.

Menurutnya sangat berbeda jauh pengertian hak interpelasi dan hak angket. Di mana hak interpelasi adalah hak bertanya atau meminta keterangan mengenai kebijakan strategis yang berdampal luas bagi kehidupan masyarakat.

Sementara hak angket adalah melaksanakan penyelidikan terhadap kebijakan yang disinyalir melanggaran perundang-undangan.

"Ini menyangkut uang hampir triliunan hasil temuan BPK. Bisa jadi hilang kalau tidak jadi dinegosiasikan dengan penyelenggara Formula E, dan bahkan kita tahu dalam penjadwalan Formule E belum ada nama DKI di tahun 2022, faktor lain Formula E ini tidak masuk di RPJMD. Jadi sudah banyak alasan untuk kemudian dimintai keterangan," ungkapnya. 

Sebagai informasi, PDIP dan PSI sampai saat ini baru bisa mengumpulkan tanda tangan dari 33 anggota DPRD DKI.

 

Belasan karangan bunga berisi dukungan terhadap PDIP dan PSI berjajar di halaman gedung Balai Kota Jakarta, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Kamis (2/9/2021).
Belasan karangan bunga berisi dukungan terhadap PDIP dan PSI berjajar di halaman gedung Balai Kota Jakarta, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Kamis (2/9/2021). (TRIBUNJAKARTA.COM/DIONISIUS ARYA BIMA SUCI)

 

Padahal, interpelasi baru bisa bergulir bila didukung oleh minimal 50 persen + 1 anggota dewan Kebon Sirih atau 54 suara.

Artinya, PDIP dan PSI masih kekurangan 21 suara lagi untuk bisa menggulirkan interpelasi.

Di sisi lain, tujuh fraksi lainnya menyatakan diri menolak interpelasi setelah diundang mas Anies makan malam Kamis (26/9/2021) kemarin.

Banjir karangan bunga

Gedung DPRD DKI Jakarta di Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, dibanjiri karangan bunga berisi dukungan untuk PDIP dan PSI agar konsisten menggulirkan hak interpelasi untuk Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Interpelasi ini menyusul ngototnya Anies menggelar Formula E di akhir jabatannya, sementara pandemi Covid-19 belum berakhir.

Pantauan TribunJakarta.com, belasan karangan bunga itu tampak berjejer di halaman gedung DPRD DKI.

Dari informasi yang didapat, karangan bunga tersebut mulai berdatangan sejak Rabu (1/9/2021) malam.

Mayoritas karangan bunga itu berisi ucapan terima kasih kepada PDIP dan PSI yang dianggap telah mengawal uang rakyat yang mau digunakan mas Anies untuk menggelar Formula E.

 

Belasan karangan bunga berisi dukungan terhadap PDIP dan PSI berjajar di halaman gedung Balai Kota Jakarta, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Kamis (2/9/2021).
Belasan karangan bunga berisi dukungan terhadap PDIP dan PSI berjajar di halaman gedung Balai Kota Jakarta, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Kamis (2/9/2021). (TRIBUNJAKARTA.COM/DIONISIUS ARYA BIMA SUCI)

 

"Terima kasih PDIP dan PSI untuk mempertanyakan pemakaian uang rakyat oleh Gubernur DKI," demikian isi karangan bunga yang dikirim Alumni ITS Cinta NKRI dikutip Kamis (2/9/2021).

"Terima kasih PDIP dan PSI penjaga amanat dan uang rakyat DKI," bunyi isi karangan bunga dari pejuang NKRI.

Selain karangan bunga berisi dukungan terhadap PDIP dan PSI, ada juga beberapa karangan duka cita yang ditujukan untuk tujuh fraksi DPRD DKI yang menolak interpelasi.

"Turut berduka cita atas matinya suara rakyat oleh penolakan interpelasi 7 parpol, semoga semakin ditinggalkan konstituen," bunyi karangan bunga dari Sembari atau Semangat Baru Indonesia.

Sebagai informasi, interpelasi terhadap Gubernur Anies Baswedan yang ngotot menggelar Formula E belakangan menjadi polemik sendiri di kalangan internal DPRD.

Hal ini mencuat usai tujuh fraksi DPRD DKI menyatakan diri menolak interpelasi usai diundang mas Anies makan malam di rumah dinasnya di kawasan Taman Suropati, Menteng, Jakarta Pusat.

 

Belasan karangan bunga berisi dukungan terhadap PDIP dan PSI berjajar di halaman gedung Balai Kota Jakarta, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Kamis (2/9/2021).
Belasan karangan bunga berisi dukungan terhadap PDIP dan PSI berjajar di halaman gedung Balai Kota Jakarta, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Kamis (2/9/2021). (TRIBUNJAKARTA.COM/DIONISIUS ARYA BIMA SUCI)

 

Upaya PDIP dan PSI menggulirkan interpelasi pun terancam bakal lantaran kurangnya dukungan dari anggota legislatif lainnya.

Saat ini koalisi PDIP dan PSI baru bisa mengumpulkan tanda tangan dari 33 anggota dewan.

Padahal, syarat untuk menggulirkan interpelasi dibutuhkan dukungan 50 persen + 1 anggota DPRD DKI atau 54 suara legislatif.

Artinya, masih kurang 21 suara agar interpelasi benar-benar bisa digulirkan.

PDIP: Formula E Berpotensi Boroskan Anggaran Rp4,48 T

Sebelumnya, Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta menyebut, rencana Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menggelar Formula E berpotensi boroskan anggaran hingga Rp4,48 triliun.

Angka ini diperoleh dari hasil perhitungan biaya yang dikeluarkan Pemprov DKI untuk menggelar balap mobil listrik itu selama lima tahun ke depan.

"Ada potensi pemborosan anggaran Rp4,48 triliun yang terdiri dari commitment fee dengan total sekitar Rp2,3 triliun, biaya pelaksanaan Rp1,2 triliun, dan bank garansi Rp890 miliar," ucap anggota Fraksi PDIP Manuara Siahaan, Selasa (31/8/2021).

Ia menambahkan, hitung-hitungan ini tidak merujuk pada studi kelayakan Formula E yang sebelumnya diberikan Pemprov DKI melalui BUMD PT Jakarta Propertindo (Jakpro).

Pasalnya, studi kelayakan yang dibuat Jakpro itu tidak memasukan commitment fee dan bank garansi selama lima tahun ke depan. Padahal, kedua komponen tersebut dibayarkan Pemprov DKI menggunakan dana dari APBD.

Dengan tidak dimasukkannya kedua komponen itu dalam studi kelayakan yang dibuat Jakpro, penyelenggaraan Formula E seolah-olah memberikan keuntungan ekonomi Rp2,579 triliun.

"Kalau Formula E dipaksakan di 2022, karena sifat dari perhelatan itu multi years, maka secara kumulatif nanti di ujung perhelatan akan kelihatan kerugiannya Rp1,3 triliun," ujarnya.

Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) sejatinya sudah meminta Pemprov DKI memperbaiki studi kelayakan ini dengan memasukkan komponen commitment fee dan bank garansi.

Namun, studi kelayakan tersebut tak kunjung direvisi oleh Pemprov DKI atau dalam hal ini PT Jakpro. Untuk itu, 25 anggota Fraksi PDIP bersama dengan PSI sepakat untuk menggulirkan interpelasi.

"Jangan sampai uang ini dibelanjakan dengan tidak hati-hati. Sebab, fakta menunjukkan hasil audit BPK mengenai studi kelayakan yang mendasarinya belum mencerminkan pembiayaan yang komprehensif," tuturnya.

Sebagai informasi, interpelasi yang diusulkan PDIP dan PSI belakangan menuai polemik. Pasalnya, tujuh dari sembilan fraksi DPRD DKI menyatakan diri menolak penggunaan hak interpelasi itu.

Padahal, saat ini PDIP dan PSI baru mengumpulkan 33 suara atau kurang 21 suara guna memenuhi kuorum 50 persen + 1 jumlah anggota legislatif. Walau demikian, Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI Gembong Warsono tetap optimus interpelasi bisa bergulir.

Lobi-lobi terhadap anggota dewan dari fraksi lain pun bakal ditetap dilakukan PDIP. "Insya Allah dengan tekad yang bulat, semangat kebersamaan yang kuat, dengan baca bismillah, Insya Allah langkah ini bisa kita tempuh dengan baik," ucap Gembong.

Diterbitkan di Berita

JAKARTA, NETRALNEWS.COM - Politisi PSI mempertanyakan mengapa Formula E ngotot tetap dilanjut padahal jelas membebani APBD DKI. “Temuan BPK itu jelas bahwa Formula E membebani APBD DKI.

Sudah ada temuan BPK & hak interpelasi dari DPRD DKI, tapi tetap mau lanjut. Tentu kita punya pertanyaan: kenapa ngotot sekali?” kata Tsamara, Sabtu 28 Agustus 2021. “Semangat untuk @PSI_Jakarta,” imbuh Tsamara.

"Dalam rekomendasi BPK, biaya commitment fee harus dimasukan dalam studi kelayakan sehingga bisa terlihat berapa modal keluar dan keuntungan yang didapat DKI Jakarta," kata Justin dalam keterangan tertulis, Kamis (26/8/2021).

Pertanyaan kedua PSI tentang nasib bunga pengembalian commitment fee Formula E. Diketahui pembayaran fee senilai Rp 560 miliar sudah mengendap selama 1,5 tahun dan diduga sudah menghasilkan bunga.

"Seandainya bunga 4 persen, maka nilainya mencapai Rp 22,4 miliar. Uang sebesar ini bisa dipakai untuk membantu rakyat yang kelaparan karena kehilangan mata pencaharian. Kami telah berkali-kali menanyakan nasib uang bunga ini di berbagai rapat DPRD, tapi Pemprov DKI tidak mau menjelaskan," ucap Justin.

Pertanyaan terakhir yang akan dilontarkan, kata Justin, terkait dengan wewenang Dinas Pemuda dan Olahraga DKI Jakarta yang membayar fee Formula E.

Padahal yang memiliki kontrak penyelenggaraan Formula E adalah BUMD PT Jakarta Propertindo (Jakpro) dan Formula E Operation Limited (FEO).

"Misalnya PT Jakpro bikin kontrak pembangunan rusun, apakah boleh Dinas Perumahan yang membayar biayanya? Tentunya tidak boleh. Anehnya, di Formula E ini PT Jakpro yang tanda tangan kontrak, tapi Dispora yang bayar. Sampai sekarang tidak ada penjelasan soal ini," tutur Justin.

Hak interpelasi anggota DPRD DKI Jakarta berkaitan dengan program balap mobil Formula E resmi diajukan ke pimpinan Dewan pada Kamis (26/8/2021).

Ketua Komisi C DPRD DKI Jakarta Rasyidi mengatakan, pengajuan hak interpelasi dilakukan untuk memperjelas temuan dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) terkait kerugian program Formula E apabila terus dijalankan. 

"Hari ini kami menyerahkan tandatangan kami untuk memberikan sebuah hak interpelasi kepada Saudara Gubernur," kata Rasyidi saat ditemui di DPRD DKI Jakarta. 

Rasyidi mengatakan, pengajuan penyerahan hak interpelasi ditandatangani oleh 33 anggota Dewan. Rincaiannya, 25 anggota Fraksi PDI-Perjuangan dan 8 anggota Fraksi PSI. 

Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria masih berharap anggota DPRD tidak menggunakan hak interpelasi untuk menanyakan program Formula E. Dia mengatakan, interpelasi masih bisa diganti dengan cara berdiskusi dan berdialog. 

"Ya enggak apa-apa (ada interpelasi) itu kan hak anggota Dewan. Namun demikian, kami tetap berharap bisa ada dialog diskusi untuk mencarikan solusi yang terbaik," kata Riza saat ditemui di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (26/8/2021).

Riza mengatakan, dalam diskusi Gubernur DKI Jakarta akan menjelaskan seluruh rangkaian acara Formula E tanpa harus ada interpelasi. "Pak Gubernur nanti akan menjelaskan ke kita semua, Jakpro, Dinas Olahraga, saya juga ikut menjelaskan nanti," ujar dia. 

Menurut dia, Formula E nantinya akan tetap dilaksanakan bulan Juni 2022 sesuai dengan Instruksi Gubernur yang dikeluarkan Anies 4 Agustus 2021. 

"Insya Allah tetap dilaksanakan di bulan Juni rencananya tahun depan. Mudah-mudahan tidak ada kendala," kata dia dinukil Kompas.com.

Reporter : Taat Ujianto
Editor : Sulha Handayani

Diterbitkan di Berita
Halaman 1 dari 4